Kirari

IBU KYOKO
Chapter #37

37. Membuka Isi Hati Rie

Rie Kurihara. Semua orang mengaguminya. Rie terlahir cantik dan konsisten seperti itu hingga usianya menginjak 30 tahun saat ini. Tidak hanya parasnya yang di atas rata-rata perempuan di Kanto Area, Rie juga kaya lagi pintar. Kalau Rie adalah kimono, maka Rie adalah kimono sutra yang dicelupkan pewarna dari bunga benibana.

Sutra sendiri telah membuat harga kimono itu mahal, ditambah dengan pewarna merah dari benibana yang setara dengan harga emas. Maka sampai-sampai pemerintah harus melarang pencelupan warna dengan benibana untuk mengurangi pembuangan uang para bangsawan pada zaman Edo.

Rie diasuh pamannya sejak SD, beliau adalah Professor di Keio University bernama Kentaro Kurihara. Berita bahwa Rie bukan anak asli dari Professor selalu menjadi kehebohan pada setiap jenjang pendidikannya, namun Rie tidak peduli. Atas kebaikan pamannya tersebut akhirnya dia bisa mengecap pendidikan terbaik di Tokyo dan dia bersyukur untuk itu. Lagipula... berita gosip itulah yang membuat sosok rie menjadi misterius dan juga dikagumi oleh satu sekolah. Jadi, dinikmati saja, kan?

Pertemuan Rie dengan Kurokawa dimulai saat Rie masih SMA, saat itu dia melihat Kurokawa yang masih mengecap pendidikan S2 sering disebut-sebut pamannya sebagai seseorang dengan otak luar biasa cerdas. Kemampuan analisisnya terbaik di antara semua mahasiswa yang pernah diajar, lintas S2-S3 maupun Postdoctoral. Pamannya pun kerap mengundang Kurokawa untuk datang ke rumah saat semester baru dan tahun baru. Ketika masa kelulusan S2, Ayah dari Kurokawa pun diundang ke rumah dan bersama memakan cheesecake buatan Ayah Kurokawa. Rie mencoba bertanya kemanakah perginya Ibu Kurokawa saat itu, dan dijawabnya, “Ibu saya sedang sibuk."

Kurokawa kerap membantu Rie mengerjakan tugas esai berbahasa Inggris dan ini membuat Rie ingin sekali seperti Kurokawa: pintar yang berwawasan global. Lihatlah, lelaki ini pernah pergi ke Science Po, Perancis, untuk mengikuti pertukaran pelajar dan sempat magang di organisasi level dunia. Melihat Kurokawa yang penuh bintang membuat Rie berambisi untuk mendapatkan pendidikan luar negeri dengan beasiswa, dan karena itu Rie pun mendaftar perukaran pelajar ke SOAS, London, dan kuliah S2 di Australia. 

Kurokawa baik, dia tahu bagaimana meningkatkan motivasi belajar seseorang. Kurokawa selalu mentraktir Rie makan kue di kafe setiap perempuan itu mendapatkan nilai tertinggi 3 teratas di kelasnya. Cheesecake di tanggal 15 atau 20, itulah jenis kue dan waktu yang Kurokawa pilih untuk pergi ke kafe bersamanya.

Rie tentu saja pernah mengungkapkan rasa sukanya kepada Kurokawa. Pertama kali saat kelulusan SMA dulu. Saat 2008 Maret, Kurokawa menyempatkan diri untuk terbang dari Hanoi ke Tokyo, di tengan masa magangnya di UNESCO Vietnam, untuk datang ke upacara kelulusan Rie. 

Rie sangat bahagia saat itu. Masih lekat di pikirannya saat itu Kurokawa datang dengan 3 tangkai bunga mawar merah jambu di tangannya, menunggunya dekat gerbang SMA. Dilihat dari jumlah dan jenis bunga yang dibawa oleh Kurokawa, Rie tidak bisa menahan dugaan hatinya bahwa Kurokawa memang mempunyai perasaan spesial. Sayangnya dia tidak tahu, Kurokawa hanya membeli dari paket bunga dari toko terdekat tanpa tahu arti dari buket tersebut.

Hari itu, paras Kurokawa terlihat sempurna, mengalahkan keindahan bunga yang dia bawa. Rie menerima bunga itu dengan bahagia dan dia bertanya kepada Kurokawa,

“Ryoma, bolehkah aku menyukaimu?” tanyanya.

“Mungkin, setelah kamu lulus sarjana,” jawab Kurokawa sambil tersenyum.

Sejak saat itu, Rie selalu berusaha untuk menjadi perempuan yang berada dalam satu level dengan Kurokawa. Dia tidak pernah segiat itu belajar dalam hidupnya hingga dia beberapa kali mendapatkan penghargaan prestasi dari fakultas dan universitas. Rie kira jalannya untuk menjadi kekasih dan pasangan hidup Kurokawa akan sangat mulus. Di matanya, memang tidak ada perempuan yang bisa tepat mendampingi Kurokawa selain dirinya. Namun siapa sangka, Rie menangkap ada perubahan sedikit demi sedikit sejak lelaki itu pulang dari Indonesia. 

Saat di Bandung tahun 2011 lalu, Kurokawa menjadi jarang sekali membalas email dan pesan facebook. Sampai Rie mengira bahwa Indonesia adalah negara yang begitu terbelakang soal akses internet. Rie akhirnya berusaha menelfon Kurokawa untuk menanyakan kondisinya dan memberikan kabar terbaru tentang pamannya yang sedang sakit keras. Senangnya dia, telefonnya selalu diangkat. Rie butuh orang untuk berbagi kekhawatiran tentang pamannya itu.

Saat di Indonesia, Rie merasa Kurokawa menjadi sangat aktif di facebook. Dia tidak pernah melihat Kurokawa di-tag di begitu banyak foto, dan di semua puluhan foto itu Kurokawa selalu tersenyum. Seakan bersama teman-teman barunya di Indonesia adalah momen paling bahagia dalam hidupnya. Rie pun merasa bahagia jika Kurokawa pun merasa nyaman disana. 

Hingga suatu saat dia merasakan makin mendekati tanggal kepulangan, jenis foto yang muncul pada timeline Kurokawa semakin didominasi oleh pose bersama seorang laki-laki dan perempuan. Rie pun memperhatikan perempuan dengan kain yang dijulurkan ke dada. Perempuan yang tidak pernah berdiri jelas di samping Kurokawa, tetapi hampir selalu berada dalam satu bingkai. Dia tahu yang digunakan oleh perempuan itu adalah hijab dan dia beragama Islam.

Lihat selengkapnya