Beberapa hari setelah misi pengawalan, Guild Starblaze menerima permintaan khusus dari Dewan Kota Elyndra: mengeksplorasi reruntuhan kuno Altareth, yang baru-baru ini ditemukan di bawah pegunungan utara. Reruntuhan itu diduga menyimpan peninggalan sihir kuno… dan aura kegelapan yang mengganggu.
“Reruntuhan ini dulunya adalah kuil pemujaan,” jelas Leon saat mereka berkumpul di aula guild. “Tapi sesuatu telah membangkitkan roh jahat yang tertidur di dalamnya.”
Mei menggenggam pedangnya. “Kita harus mengakhiri gangguan itu sebelum menyebar ke kota.”
Tim lengkap Starblaze—Leon, Mei, Nana, Gaius, dan Misha—berangkat ke lokasi. Mereka turun melalui celah batu ke dalam gua raksasa yang menyimpan altar tua, pilar runtuh, dan ukiran kuno di dinding yang nyaris tak terbaca.
Kabut hitam samar melayang di udara, dan suhu terasa turun drastis.
“Sihir kutukan,” gumam Misha sambil menyalakan cahaya angin dari busurnya. “Hati-hati. Ini bukan sekadar misi biasa.”
Tiba-tiba, dari tengah altar, muncul sosok kabur—bayangan besar dengan mata merah menyala. Roh jahat itu mengeluarkan suara lengkingan menusuk.
“Keluar… dari… tempat ini…”
Bayangan itu menumbuhkan tangan-tangan gelap dari tanah, menyerang tim dari berbagai arah. Gaius segera menghempaskan tamengnya, menahan serangan dari depan.