Blurb
Awi meyakini dua hal. Pertama, bukan dia yang membunuh kakaknya. Kedua, dialah pembunuh kakaknya. Hari-harinya sebagai remaja enam belas tahun terlihat baik-baik saja di mata orang lain, tetapi sesungguhnya dia menyimpan lukanya sendiri.
Fila, kakak Awi, meninggal saat berusia lima belas tahun. Segala tentang penyakitnya, kesehariannya di Kelas Angsana, teman-teman, kakak, dan orang tuanya, tertuang dalam Vanila, buku harian yang selalu dibaca ulang sang Mama.
Mama kedua gadis itu, Nina, tidak pernah merasa becus menjadi orang tua. Kehadiran Iras, anak suami barunya, membuat segalanya semakin kacau.
Sesungguhnya, Iras tidak pernah berniat mengacaukan kehidupan keluarga barunya. Dia hanya berusaha patuh pada ayahnya. Saat kebohongan terbongkar, dia benar-benar tidak siap kehilangan ibu lagi.
Sementara itu, teman duduk Iras di kelas, Nala, tahu pasti rasanya kehilangan. Kehilangan bertubi-tubi membuatnya kian fasih menjadi pembenci dan penyendiri. Dia tidak tahu, di rumah dan di sekolah, ada yang mencintainya sepenuh hati.
Awi, Fila, Iras, dan Nala, punya kisah masing-masing, hingga akhirnya kisah mereka bertaut satu sama lain.