Kisah Antarkita

Susi Idris
Chapter #1

PROLOG

Kesepakatan awal adalah membuat kamar tetap rapi, tetapi anak lima tahun seolah tak peduli. Setelah melekatkan sisa permen karet di tembok, menjatuhkan lelehan cokelat di meja, menggambar macam-macam lalu menyingkirkan kertas ke segala tempat, juga menumpahkan susu stroberi di lantai, dia kini menjatuhkan remah-remah roti di pangkuannya lalu mengibas-ngibasnya serampangan.

“Astaga!” Kakaknya, yang tiga tahun lebih tua, menggeleng takjub melihat cara makan adiknya yang berlepotan. "Nanti kamarmu tambah kotor, belum lagi kita digigit semut."

“Tenang, Kak, ada Bibi.”

“Mama bilang, kita yang harus membersihkan semuanya.”

"Kalau begitu, sebentar kita bersihkan." Anak lima tahun menjawab enteng.

"Jadi repot, 'kan?"

“Kalau Kakak tidak mau bantu, aku bisa bersihkan sendiri. Kakak tinggal duduk manis atau langsung masuk ke kamar Kakak.”

"Aku mau bantu, kok.” Anak delapan tahun mengatakannya sambil menunduk, sedikit menyesal sudah membuat adiknya merasa tidak akan dibantu. "Siapa bilang aku tidak mau bantu?"

“Benar, ya?”

"Iya."

Anak lima tahun tersenyum senang karena dia memang tidak bersungguh-sungguh dengan kata-katanya yang tadi. Dia pun kembali melipat.

“Kamu tahu asal-usul ini?" Kakaknya mengangkat bangau kertasnya di udara.

"Asal-usul apa?"

"Katanya, orang Jepang yang mulai bikin begini.”

"Jepang itu apa?"

"Jepang itu nama negara."

Miss Tita tidak pernah bilang tentang Jepang.”

Lihat selengkapnya