Kisah Cinta Anak Sma

Usnul
Chapter #2

BAGIAN DUA

Reindra yang duduk di atas motornya sembari fokus pada ponselnya, sambil menunggu seseorang yang sangat lambat sekali. 

“Mana helm nya?” ujar Balqis. Reindra menoleh dan menatap datar ke arah Balqis.

“Ngapain Lo natap gue kayak gitu ? Gue kan cuman minta helm” ujar Balqis lagi.

“Udah lama gak sopan lagi... Gak ada akhlak emang Lo” ujar Reindra. Membuat Balqis memukul helm bagian belakang cowok itu.

“Lama? Baru juga 15 menit, lebay banget Lo” ujar Balqis. 

“Baru alis sincan Lo” ujar Reindra dan melempar helm ke arah Balqis yang untung bisa ditangkap oleh cewek itu.

“Gak ada sopan santunnya Lo yah” ujar Balqis. 

“Buruan naik, gue tinggal tau rasa Lo” ujar Reindra.

“Hahahaha emang gue peduli” ujar Balqis dan naik ke atas motor besar milik Reindra. Setelah memastikan Balqis naik dengan benar, Reindra melajukan motornya meninggalkan parkiran sekolah yang dimana banyak murid dan guru yang menatap heran pada mereka berdua. 

Motor besar Reindra melaju dengan kecepatan rata-rata. Matanya fokus menghadap ke depan, sementara yang dibonceng di belakang sibuk bernyanyi. Kalian pasti tau kan kalau bernyanyi saat berkendara itu nikmat sekali.

“Suara Lo jelek, gak usah nyanyi” teriak Reindra. Bukannya berhenti bernyanyi, Balqis malah tambah meninggikan suaranya, membuat Reindra mendengus.

Kutuliskan sebuah cerita cinta segitiga

Di mana akulah yang jadi peran utama

Aku tak dapat membohongi segala rasa

Aku mencintai dia dan dirinya

Nanti pukul satu dia menemui aku

Maka jangan kamu pasang wajah yang cemburu

Nanti bila dia datang menemui aku

Maka cepat-cepat kamu ngumpet dulu

Dan aku sudah pernah bilang

Pacarku bukan cuma kamu saja

Ku mempunyai dua hati

Yang tak bisa untuk kutinggali

Kan aku sudah pernah bilang

Janganlah kamu terlalu sayang

Dan bila nanti kau menghilang

Ku masih punya lelaki cadangan

Nyanyi Balqis dengan suara merdunya. Reindra mengakui bahwa suara Balqis itu bagus, bukan hanya Balqis namun seluruh anggota keluarganya bahkan suka bernyanyi dan mempunyai suara yang bagus. Namun ingin membuat Balqis kesal ia selalu mengatakan bahwa suara perempuan itu jelek.

“Lo nyanyi sekali lagi, gue turunin Lo” ujar Reindra mengancam. Balqis yang sudah selesai bernyanyi mendengus.

“Gue gak takut tuh” ujar Balqis. Reindra hanya mendengus saja, tidak mungkin kan ia menurunkan cewek itu, bisa-bisa di sekolah cewek itu akan memukulnya dengan kayu yang begitu besar. Sampai di halaman rumah besar milik Balqis, Balqis turun dari motor besar milik Reindra dan melempar helm seperti yang dilakukan oleh Reindra tadi, untung saja dapat di tangkap oleh cowok itu.

“Dasar gak sopan” ujar Reindra.

“Lo duluan yang mulai, nah gue yang akhiri” ujar Balqis semangat.

“Ngapain Lo masih di sini?” tanya Balqis. “Oh gue tau, Lo pasti nungguin gue tawarin masuk ke rumah kan? Gak bakalan, nanti makanan di rumah gue habis di garap sama mulut Lo” ujar Balqis kurangajar. Reindra langsung menyentil dahi cewek itu.

“Lo buta yah? Gak liat gue lagi simpan helm?” ujar Reindra.

“Oooh....udah pulang sana, gak ada acara mampir-mampir. Rumah gue nanti kotor kalau Lo yang masuk” ujar Balqis.

“Siapa juga yang mau mampir” ujar Reindra, bukannya pergi cowok itu malah turun dari motornya dan berjalan menuju pintu rumah Balqis. Membuat cewek itu menggerutu di belakang.

“Dasar gak tau malu, seenak jidatnya mampir di rumah orang” ujar Balqis. “Lo gak tau malu banget yah, mampir di rumah gue terus. Pulang sana, emak Lo nyariin” ujar Balqis mengusir cowok itu.

“Sok tau banget Lo jadi cewek” ujar Reindra dan masuk kedalam rumah Balqis.

“Dasar jalangkung. Datang tak di undang pulang pun tak di antar” teriak Balqis sebelum masuk kedalam rumahnya. Memasuki rumahnya, ia melihat Reindra tengah asik duduk, sementara di Piramida terdapat saudara perempuan seumuran dengannya dan juga sahabat nya. Balqis memilih berlalu dari hadapan mereka dan berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.

“Qis” panggil Bianca. 

“Gue mau ganti baju” jawab Balqis.

“Itu adik Lo yang sekolah di SMA Galaksi?” tanya Reca.

“Iya” jawab Bianca. 

“Itu?” tanya Clara.

“Itu temannya” ujar Bianca. Yang lainnya mengangguk.

“Reindra sialan, gue bilang jangan main pakai ponsel gue, gak ada otak emang Lo yah” kesal Balqis yang baru saja turun.

 “Gue pinjam Bangke” ujar Reindra.

“lo gak ada minta tadi goblok, gak ada akhlak emang Lo jadi orang” ujar Balqis kesal berusaha merebut ponselnya kembali. Sahabat Bilqis dan juga Berlin hanya diam menyaksikan pertengkaran antara kedua orang ini.

“Awww....sakit anjir, tangan Lo kuli banget” ujar Reindra.

“Bodo amat, balikin ponsel gue. Kalau gak gue cubit perut Lo” ujar Balqis lagi.

“Iya-iya.... Dasar alis sincan” ujar Reindra mengejek.

“Dasar alis Angry bird” ujar Balqis tak mau kalah.

“Udah dong gak usah berantem terus, kalian gak malu dilihat sama teman aku?” Tanya Bianca. Balqis dan Reindra saling pandang kemudian menoleh ke arah Bianca.

“Dia duluan yang mulai” ujar Balqis mengadu.

Lihat selengkapnya