Kisah Cinta Anak Sma

Usnul
Chapter #6

BAGIAN ENAM

Mata Balqis yang masih mengantuk terpaksa harus terbuka, ia pagi-pagi sudah berada di sekolah. Bahkan hanya ia sendiri di dalam kelas. Baru saja ia akan tidur sembari menunggu siswa lainnya, sebuah gebrakan meja membuat ia terkejut sekaligus membulatkan matanya kesal ke arah sang pelaku. Balqis menatap tak suka ke arah cowok yang tengah tertawa terbahak-bahak di sana. 

“Dasar Medusa.... Ganggu amat Lo” kesal Balqis.

“Pagi-pagi udah tidur, begadang Lo yah” ujar Reindra.

“Bukan urusan Lo” ujar Balqis kesal. Reindra dengan sengaja menarik rambut Balqis yang di kuncir, membuat Balqis berusaha menahan kekesalannya yang sudah berada di ubun-ubun saat ini. 

“Dasar manusia gak ada akhlak Lo” teriak Balqis kesal.

“Bodo” ujar Reindra kemudian berjalan menuju kursinya. Balqis yang masih kesal dengan Reindra memilih mengambil karet di dalam tasnya dan mengikat asal rambutnya. Namun Reindra kembali berulah dengan sengaja melepas karet tersebut, membuat rambut Balqis terurai.

“Tangan Lo kegatelan banget sih” kesal Balqis.

“Bodo” ujar Reindra. 

“Bodo pala Lo, ngapain sih Lo ganggu gue?” kesal Balqis. Untung saja hanya mereka berdua di sana, dan belum ada siapapun.

“Karena gue mau” ujar Reindra. Membuat Balqis menyipitkan matanya.

“Awas Lo gangguin gue lagi, gue tendang tulang kering Lo” ujar Balqis mengancam, membuat Reindra mengejeknya. 

“Oh takut” ujar Reindra. Balqis memutar bola matanya kemudian merebut paksa karet dari tangan Reindra. Balqis memilih kembali duduk dan mulai menyusuri alam mimpinya. Namun seorang Reindra tentu saja tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

“Heh alisnya sincan” ujar Reindra dengan sengaja mengguncang tubuh Balqis. Membuat seorang Balqis terpaksa membuka kembali matanya.

“Astaga gue punya masalah apa sih sampai ketemu sama manusia laknat kayak Lo?” kesal Balqis.

“Dih malah marah, Pms Lo yah” ujar Reindra.

“Urusannya sama Lo apa? Gak usah ganggu gue Lo yah” kesal Balqis lagi.

“Kalau gue gak mau?” ujar Reindra menantang.

“Aih.... Minggir, ngomong sama Lo bikin stres” ujar Balqis kemudian memilih berjalan keluar dari kelas meninggalkan Reindra yang mengangkat bahunya bingung Balqis berjalan menghentak-hentak kan kakinya di koridor sekolah, mulut kecilnya tidak berhenti berdumel dan mengeluarkan sumpah serapah nya kepada seorang Reindra. Saat di belokan, seseorang tidak sengaja menabraknya, membuat ia hampir terjungkal ke belakang.

“Mata Lo digunain juga dong, pagi-pagi bikin kesal orang aja” ujar Balqis kemudian kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan cowok yang tidak sengaja menabraknya itu. Cowok tadi menatap kepergian Balqis dengan pandangan yang tidak bisa di artikan. Langkah Balqis membawanya ke perpustakaan, tempat yang sangat ia hindari bahkan belum pernah ia sentuh selama bersekolah di SMA Galaksi. Dengan terpaksa ia masuk ke tempat itu dan berjalan menuju meja paling pojok yang memang di sediakan oleh pihak sekolah. Balqis dengan cepat berjalan menuju meja itu dan menelengkupkan wajahnya di lipatan tangannya kemudian memasuki alam mimpinya itu. Baru saja akan memasuki alam mimpinya, suara bisikan setan di telinganya membuat ia terbangun.

“Astaga Lo yah? Lo kenapa sih ngikutin gue Mulu? Butuh duit Lo?” kesal Balqis. Membuat Reindra langsung membekap mulut cewek itu.

“Diam dodol, ini perpustakaan bukan lapangan” ujar Reindra. Balqis yang tidak terima mulutnya di bekap, dengan sengaja menggigit tangan cowok itu, membuat Reindra langsung melepaskan tangannya dan meniupnya.

“Anjirr... Lo pikir ini daging apa” kesal Reindra.

“Ya Lo duluan, siapa suruh bekap mulut gue” ujar Balqis tak terima.  

“Ya gak usah gigit juga dong, sakit nih” ujar Reindra. 

“Yah bodo amat lah, emang gue perduli” ujar Balqis. Mereka berdua terus beradu cek cok, membuat para penghuni perpustakaan yang baru saja berdatangan menatap ke arah mereka. Mereka sudah memberitahukan bahwa dilarang berbicara bahkan berisik, namun kedua orang itu tampak tidak perduli sama sekali, mereka masih terus beradu cek cok di sana, hingga membuat sang penjaga perpustakaan menegur mereka. Kedua orang itu langsung diam dan memilih keluar dari perpustakaan tersebut.

“Ini gara-gara Lo yah, coba Lo gak muncul kayak jalangkung. Gue pasti udah tidur nyenyak dari tadi” kesal Balqis dan berjalan menghentakkan kakinya, Reindra yang melihat itu memilih mengikuti cewek itu dari belakang.

“Widih.... Tumben Lo datang pagi-pagi, mimpi buruk Lo yah?” tanya Arga pada Reindra yang sudah duduk di kursinya.

“Diam Lo” ujar Reindra. Membuat Arga mendengus saja.  

“Sumpah Lo udah dengar berita gak?” tanya Arga. Membuat Reindra mengangkat sebelah alisnya bingung.

“apaan?” tanya Reindra.

“Sekolah kita bakal Adain lomba tahunan sama beberapa sekolah. Asik amat dah, gak belajar ini” ujar Arga. Membuat Reindra ber oh ria saja.

“Hah sumpah demi apaan?” suara cempreng Tasya langsung membuat Arga dan Reindra menutup telinganya.

“Demi suara toa Lo” ujar Arga. Membuat Tasya memukul kepala cowok itu.

“Lo ngomong gak ada faedahnya anjir” kesal Tasya.

“Qis ikutan yuk” ajak Tasya.

“Apaan?” tanya Balqis.

“Lomba gitu, mau gak?” ajak Tasya lagi.

“Lomba apaan dah?” Tanya Balqis heran.

“Sekolah Adain lomba tahunan sama sekolah lain, Lo mau ikut lomba gak?” tanya Tasya lagi.

Lihat selengkapnya