Kisah Cinta Anak Sma

Usnul
Chapter #8

BAGIAN DELAPAN

Sinar matahari yang cukup terik membuat Balqis memilih meneduh di bawah pohon. Ia memilih melihat teman sekelasnya yang tengah bermain voly di sana. Sedang asyik-asyiknya duduk berteduh, sebuah bola basket mengenai kepalanya, membuat sang empu meringis. Ia tau siapa sang pelaku, matanya menatap nyalang ke arah si pelaku yang tengah tertawa terbahak-bahak itu. Dengan kesal, Balqis berjalan dan melempar kembali bola tersebut sehingga mengenai perut seorang Reindra.

“anjir” ujar Reindra.

“Mampus Lo” ujar Balqis.

“Lo lempar bola atau batu sih? Sakit amat” ujar Reindra.

“Gue lempar pakai emosi” ujar Balqis kesal.

“Bisa gak sih Lo sehari aja gak galak?” tanya Reindra.

“Bisa gak sih Lo sekali aja gak gangguin gue?” tanyanya balik.

“Oh tidak bisa” ujar Reindra.

“Nah gue juga gak bisa” ujar Balqis. Mereka sekarang tengah menjadi pusat perhatian para teman sekelasnya. 

Ayok gelut... Aku suka liat kalian gelut... Teriak Tasya.

Gelut-gelut-gelut....

Hayuk gelut... 

Berbagai teriakan heboh dari taman sekelasnya membuat Balqis menoleh cengo.

“Ngapain Lo liatin gue?” tanya Balqis kesal.

“Pd amat lo,” ujar Reindra.

“Halah ngaku aja Lo, gini nih kalau orang yang gak mau ngaku” ujar Balqis.

“Gini nih orang yang Kepedean” ujar Reindra lagi. Balqis yang sudah kesal setengah mati menginjak kaki Reindra dengan kerasnya, membuat sang empu meringis kesakitan.

“Gila nih cewek” kesal Reindra. Ia mengejar Balqis dan menarik ikat rambut cewek itu, membuat Balqis yang tengah berjalan berseru kesal dan mengejar cowok itu. Para siswa-siswi yang tengah berlalu lalang menatap Balqis tanpa berkedip, ini pertama kali mereka melihat Balqis menguraikan rambutnya yang panjang itu. 

“Reindra Medusa, balikin ikat rambut gue” teriak Balqis di sepanjang koridor sekolah.

“Nih ambil kalau bisa” ujar Reindra masih berlari. Balqis yang tambah kesal mempercepat larinya, hingga dibelokan ia tidak sengaja menabrak seseorang, membuat ia tersungkur. Reindra yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak, membuat Balqis kesal.

“Mata Lo di gunakan juga dong” kesal Balqis. Saat ia mendongak, matanya bertemu dengan mata laki-laki itu.

“Lo” ujar mereka berdua.

“Sorry-sorry, gue gak sengaja” ujar Dirga berusaha membantu Balqis, namun cewek itu menepis tangan Dirga dan berdiri sendiri.

“Bodo amat, minggir Lo” ujar Balqis dan kembali berlari mengejar Reindra, meninggalkan Dirga yang menatap punggung nya.

Balqis mengejar Reindra hingga ke kelas mereka. Napas Balqis sudah hampir habis saja karena berlari terlalu lama. Ia menatap Reindra yang tengah berdiri di sana juga.

“Capek neng?” tanya Reindra enteng.

“Tanya sama tuhan sana” ujar Balqis dan merebut paksa ikat rambutnya.

Lihat selengkapnya