Perjalanan yang cukup panjang tidak membuat mereka lelah sama sekali. mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Balqis menatap takjub ke arah pemandangan itu, membuat Reindra dengan sengaja mendorong cewek itu.
“Bangke Lo” ujar Balqis.
“Sorry-sorry, gak sengaja gue” ujar Reindra.
“Mana mau lo deh, capek gue” ujar Balqis, lalu ia memilih berkumpul bersama yang lainnya.
“BAIK ANAK-ANAK, SILAHKAN BUAT TENDA KALIAN YAH, DI SINI WILAYAH KHUSUS KELAS KITA. SALING BANTU SATU SAMA LAIN OKY” ujar Bu Rani dan mendapat sorakan setuju dari muridnya.
“Qis Lo bawa boneka kan?” tanya Tasya.
“Bawa Sya, Lo takut amat dah” ujar Balqis.
“Hehehe... Udah yuk cepat, biar bisa bantu yang lain juga” ujar Tasya, Balqis mengangguk setuju. Tenda-tenda kelas bahasa akhirnya telah selesai di bangun, mereka pun berkumpul sesuai kelas mereka masing-masing. Mereka memilih duduk mengelilingi api unggun yang sangat besar itu. Di sana berbagai hal mereka lakukan, ada yang bernyanyi dipadukan dengan gitar, ada yang bermain tebak-tebakan bersama dan ada yang berjoget ria di sana. Berbagai hal mereka lakukan itu.
“Mau kemana Qis?” tanya Tasya.
“Temenin gue ke situ dong” ujar Balqis.
“Mau ngapain?” tanya Tasya. Balqis pun membisikkan sesuatu pada Tasya, membuat cewek itu mengangguk.
“Berdua aja nih?” tanya Tasya.
“Lo takut? Yaudah gue sendirian aja” ujar Balqis.
“Eh bentar, Rei sini bentar” ujar Tasya. Reindra menoleh dan menghampiri mereka berdua, membuat Balqis menatapnya kesal.
“Apaan?” tanya Reindra.
“Temenin gue sama Balqis ke sana bentar dong” ujar Tasya.
“Ngapain?” heran Reindra.
“Bacot amat Lo, ikut aja” ujar Balqis. Lalu ia dengan cepat menarik tangan Tasya untuk ikut dengannya, Reindra mengeryitkan dahinya heran namun tetap mengikuti mereka berdua.
“Jangan liat Lo yah, hadap belakang sana” ujar Balqis galak.
“Iye-iye, gak usah galak juga” ujar Reindra dan mematuhi ucapan Balqis. Setelah selesai, mereka bertiga pun kembali ke area perkemahan. Reindra memilih kembali bergabung bersama dengan beberapa teman sekelasnya, ia mengambil alih gitar yang ia simpan dan mulai memetik kan senar gitarnya itu. Matanya menatap ke arah Balqis yang tengah tertawa bersama dengan teman sekelasnya juga, hal kecil apa pun tidak luput dari pandangan Reindra. Arga yang melihat itu dengan sengaja menyenggol lengan Reindra, membuat cowok itu langsung sadar.
“Hati-hati loh, nanti malah jatuh cinta lagi” ujar Arga.
“Berisik Lo” ujar Reindra dan kembali fokus memetik senar gitar.
“Mau kemana Lo Rei?” tanya Arga.
“Gue ke tenda bentar” ujar Reindra. Ia pun memilih ke tendanya untuk mengambil Hoodie miliknya. Setelah itu ia kembali ke tempat tadi.
“Wuish... Kayaknya ada yang aneh deh” ujar Arga tiba-tiba, membuat Reindra heran setengah mati.
“Maksud Lo?” heran Reindra.