Balqis sekarang tengah berada di rumah Reindra. Hari ini keluarga Reindra mengundangnya untuk amkan malam, tentu saja Balqis tidak menolak. Apalagi ini permintaan dari seorang Rinka. Balqis duduk dengan nyamannya di sana, sedangkan Reindra tengah ke kamarnya untuk berganti pakaian.
“Bunda kira kamu gak bakal datang” ujar Rinka.
“kan bunda yang undang” ujar Balqis.
“Ya udah, kamu duduk dulu yah. Bunda mau masak dulu” ujar Rinka.
“eh Balqis ikut” ujar Balqis.
“gak usah, nanti kamu capek lagi” ujar Rinka.
“Gak papa, Balqis juga bosan kalau duduk-duduk terus” ujar Balqis lalu menggandeng tangan Rinka. Mereka berdua berjalan menuju dapur untuk memasak. Rinka memperhatikan Balqis yang tengah memegang pisau.
“Bisa gak?” tanya Rinka. Padahal ia sudah tau kalau Balqis tidak bisa memasak, kalian pasti tau siapa yang memberitahukannya bukan. Yap Reindra.
“Hah? Bisa kok Bun” ujar Balqis. Lalu ia dengan hati-hati memotong sayuran tersebut.
“Hati-hati yah sayang, nanti tangan kamu kena pisau” ujar Rinka dan Balqis mengangguk. Reindra turun ke bawah dan heran saat tidak melihat Balqis dan ibunya. Ia memilih ke dapur dan mendapati cewek itu disana.
“Ngapain Lo?” tanya Reindra heran.
“Jualan tahu” jawab Balqis, membuat Rinka terkekeh.
“Bun kenapa suruh dia masak, dia itu gak bisa masak” ujar Reindra. Balqis mendengus kesal.
“Apaan sih Lo, gue udah belajar yah” ujar Balqis.
“halah bohong Lo, Lo potong sayur aja udah salah. Sini gue aja yang potong* ujar Reindra dan mengambil alih pisau pada Balqis. Cewek itu mendengus saja.
“Bun liat nih Reindra, masa dia giniin tamu” ujar Balqis mengadu.
“Lo itu bukan tamu” ujar Reindra.
“Terus apa dong?” tanya Balqis kesal.
“Lo pembantu” jawab Reindra membuat Rinka kembali terkekeh.
“Udah-udah, mendingan kalian duduk aja, biar bunda sama Bu Inah aja yang masak” ujar Rinka.
“Tap-“ baru saja Balqis akan berbicara, Reindra langsung membekap mulut cewek itu dan menyeretnya keluar dari dapur. Balqis tentu saja tidak terima, ia dengan kuat menggigit tangan Reindra membuat sang empu meringis.
“Gila Lo jadi cewek, sakit tangan gue” ujar Reindra.
“ya Lo sih main asal-asalan bekap mulut orang, udah tangan Lo bau lagi” ujar Balqis kesal.
“Gak usah cari alasan deh Lo, Lo punya keturunan dog yah?” tanya Reindra.
“Enak aja Lo, mulut Lo emang minta di tabok yah” ujar Balqis kesal. Mereka berdua saling menatap tajam satu sama lain kemudian langsung duduk di sofa.
“Ngapain Lo liat-liat?” ujar Balqis saat mendapati Reindra menatapnya.
“PD amat Lo, gue cuman liat itu” tunjuk Reindra ke arah tangga.
“Halah ngeles Lo, bilang aja Lo liatin gue” ujar Balqis lagi.
“Ogah banget” ujar Reindra.