"Diam bukan berarti tidak tahu apa-apa! Diam bukan berarti tidak punya perasaan!" teriak Lila keras. Air mata membayang di pelupuk matanya.
"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, La," bujuk Bu Pratiwi sambil menyentuh bahu Lila. Lila menghindar. Mereka berpandangan.
"Lila pergi saja, Bu!" seru Lila, dia mengambil tasnya dan berlalu begitu saja.
Bu Pratiwi histeris. Dia mencoba mencegah Lila pergi. Tapi Lila tak peduli, dia mengendarai motornya dengan cepat meninggalkan teriakan ibunya yang memanggilnya.
****
Bu Pratiwi membuka pintu pagar rumahnya pagi itu, dia hendak ke masjid untuk sholat subuh. Bu Pratiwi merasa ada sepasang mata yang memandangnya. Dia bergidik dan merapatkan mukena yang sudah dipakainya, karena angin dingin bertiup agak kencang.
"Astaghfirullah, dinginnya," gumam Bu Pratiwi. Dia segera berjalan menuju ke masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Tapi entah kenapa Bu Pratiwi tiba-tiba ingin menoleh lagi ke rumahnya dan dia sangat terkejut ketika melihat ada seorang wanita yang berdiri di depan pagar rumahnya. Sepertinya dari kejauhan sosok itu adalah wanita menurut Bu Pratiwi.
Hah? Dari mana wanita itu? Padahal jalan menuju ke rumah Bu Pratiwi hanya ada satu, sebelah kanan Bu Pratiwi sudah jalan buntu. Apa iya, wanita itu berjalan dari jalan buntu? Atau jangan-jangan wanita itu dari rumah Pak Rohmat yang ada di ujung jalan buntu itu?
Bu Pratiwi bergidik, tapi dia merasa iba melihat wanita yang memaki jaket jeans dan celana jeans itu seperti kebingungan di depan rumahnya. Akhirnya Bu Pratiwi memutuskan untuk kembali ke rumahnya dan menemui wanita asing yang sepertinya belum pernah dikenalinya itu.
"Cari siapa, Mbak?" tanya Bu Pratiwi di belakang wanita itu.
Wanita itu menoleh ke arah Bu Pratiwi. Bu Pratiwi terkesiap dan mundur beberapa langkah. Napasnya tersengal ketakutan. Wanita itu tidak memiliki wajah. Wajahnya rata dan datar, berwarna putih dengan pembuluh darah yang terlihat menonjol di wajah rata itu dengan warna kemerahan seperti akar.
"Cari Lila, Bu," jawab wanita itu, padahal tidak bibir, tidak ada ada mulut, tidak ada apa-apa di wajah wanita itu.
Bu Pratiwi berteriak keras dan segera berlari mencari pertolongan.
****
Orang-orang segera membantu Bu Pratiwi yang pingsan di masjid. Mereka berusaha menyadarkan Bu Pratiwi dan membaringkan Bu Pratiwi di tempat yang layak.