KISAH CINTA

Endah Wahyuningtyas
Chapter #2

Bab 2 : Teror

Ira sangat terkejut ketika mengetahui ibunya pulang diantarkan tetangganya dan dalam keadaan yang sangat lemas.

"Kenapa, Bu?" tanya Ira sambil memeluk Bu Rani, ibunya.

Bu Rani diam saja, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Ira. Ira sangat khawatir melihat keadaan ibunya yang sangat lemah dan seperti orang yang mau pingsan. Ira segera mengambil teh hangat yang sudah disiapkannya di dapur dan memberikannya pada ibunya.

Bu Rani meminum teh itu sampai habis. Dia terlihat lebih tenang sekarang, wajahnya sudah memerah dan dia mengembuskan napas panjang kelegaan.

"Makasih, Ra! Ibu sudah lega sekarang," kata Bu Rani.

"Alhamdulillah!" seru Pak Rohmat yang mengantar Bu Rani pulang.

"Sebenarnya tadi itu lihat apa, Bu, di rumahnya Bu Pratiwi? Saya dan Pak Samsul benar-benar terkejut mendengar teriakan-teriakan histeris dari rumah Bu Pratiwi," tanya Pak Rohmat.

"Iya, Pak. Saya juga malah nggak tahu kalau ibu sampai kayak gini," kata Ira, mereka berdua memandang Bu Rani.

Bu Rani mengerjapkan matanya beberapa kali dan kemudian menceritakan apa yang terjadi ketika sholat Subuh tadi. Ketika bercerita napas Bu Rani kembali tersengal, tubuhnya gemetaran karena takut dan keringatnya bercucuran.

"Astaghfirullah! Baru ini saya lihat pocong, Pak! Ternyata sangat menjijikkan! Kafannya sudah kotor sekali, bau lagi! Bagian wajahnya terbuka sedikit dan ... dan wajahnya sudah busuk ...." Bu Rani berhenti bercerita, dia menahan mual.

Ira bergidik.

"Semua bisa lihat, Bu?" tanya Pak Rohmat.

Bu Rani mengangguk.

"Iya, Pak. Bahkan Bu Menik juga pingsan seperti Bu Pratiwi."

Mereka semua terdiam.

"Padahal saya tadi juga berangkat ke masjid lewat depan rumah Bu Pratiwi. Sepertinya tidak ada apa-apa. Biasa saja, tetapi memang agak gelap, ya, Bu, dan juga ada pohon jambu yang besar itu. Dulu waktu anak saya masih kecil sering melihat ada kuntilanak di atas pohon itu," kata Pak Rohmat.

Ira tambah merinding, padahal dulu dia sering ke rumah itu, karena Lila --anak Bu Pratiwi-- adalah temannya. Dan dulu tidak pernah terjadi apa-apa, biasa saja.

"Lalu sekarang Bu Pratiwi gimana, Bu?" tanya Ira.

"Masih di rumahnya. Ditemani sama Bu Ros dan Mbok Ginem," jawab Bu Rani.

"Pocongnya?" tanya Rani lagi.

"Waktu saya ke sana dengan Pak Samsul, saya ... kami sama sekali tidak melihat pocong, Mbak. Kami cuma melihat Bu Menik dan Bu Pratiwi pingsan, lalu ibu dan Bu Tina seperti orang yang mau pingsan juga. Lalu saya dan Pak Samsul langsung mencari orang lain untuk membantu menolong ibu-ibu itu," jawab Pak Rohmat.

Ira semakin heran dan bingung. Kenapa ibunya dan ibu-ibu yang lain bisa melihat pocong itu, tetapi Pak Rohmat dan Pak Samsul tidak bisa melihatnya? Ira bergidik dan tambah merinding. Hii! Apa yang sebenarnya terjadi, sih?

****

Mbok Ginem membuka jendela dan segera membersihkan rumah Bu Pratiwi. Dia segera menyapu lantai dan mengepelnya, lalu mulai memasak. Mbok Ginem sudah biasa diminta menemani Bu Pratiwi di rumahnya.

Lihat selengkapnya