Blurb
Kedai Teh Remboelan berdiri di tengah kelegaman malam. Suar terangnya mengundang kaki-kaki untuk mampir. Sayuti Norman, pemiliknya telah menyiapkan tiga undangan khusus bagi mereka yang menjadi penyintas tragedi 1998.
Cahya Wangsa tengah menggigit setangkai mawar putih ketika Asa Kurnia, anak pemilik Kedai Teh Remboelan mengantarkan undangan khusus kepadanya. Lantaran itu, ia pun gagal bunuh diri.
Juwita Herdiana, seorang ibu yang kehilangan dua sosok tercinta datang membawa harapan agar rindu dan sepi hatinya dapat terentas oleh kedai itu. Namun, ia tetap patah hati.
Sementara itu, Veronica Hendra yang lupa akan kisah hidupnya berharap dapat menemukan kepingan dirinya lewat cerita yang menguar dari kedai itu. Seruak ingatan lantas membenamkan dirinya dalam lara.
Lewat kisah, rindu dan dendam, ketiga tamu undangan itu bertaut dalam pusaran waktu—pada satu hari saat tragedi itu terjadi.