"Han, lo tahu nggak? Minggu depan ada KKN loh di sekolah kita,"
Rena berkata dengan antusias, bahkan senyum lebar tidak surut dari bibirnya saat menyampaikan kabar paling mengesankan baginya. Terlihat jelas betapa Rena sangat bersuka-cita menyambut kedatangan kakak-kakak Mahasiswa magang itu. Entah apa yang istimewa dari mereka, tapi, belum datang saja sudah membuat Rena salah tingkah seperti itu.
Dahi Hania berkerut, ia menatap sahabatnya dengan tatapan heran.
Ada KKN saja heboh. Bagaimana kalau ada SuJu yang datang ke sini?
Batinnya geli, mengingat Rena sangat mengidolakan Boy Band dari Negeri Ginseng itu. Ia menggeleng pelan.
"Gue udah tahu, Ren. Lagian kan cuma ada KKN aja, lo senengnya kayak menang lotre milyaran," Hania berkata dengan santai. Lalu melenggang pergi, meninggalkan Rena yang ketinggalan beberapa langkah di belakangnya.
Hania berjalan pelan memasuki halaman sekolah SMK Bhineka setelah memarkirkan motor matic miliknya. Seragam putih abu-abu yang mereka pakai tampak rapi dan bersih.
Semua murid yang pagi itu sudah datang pun terlihat sama. Berpakaian rapi tanpa aksesoris tambahan yang biasanya dipakai oleh anak-anak sekolah zaman sekarang. Biar trendi katanya. Tapi tidak dengan murid di sekolah ini. Yang mereka pakai adalah atribut sekolah apa adanya.
SMK Bhineka adalah Sekolah Menengah Kejuruan Swasta yang berada di kota Jakarta. Meskipun bukan sekolah Negeri namun menjadi salah satu sekolah favorit yang selalu berhasil mencetak lulusan dengan prestasi terbaik.
Bahkan setiap tahun berhasil mengirimkan lulusan yang mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas Negeri dengan jurusan bergengsi.
Rena berdecak lalu menepuk bahu Hania setelah berhasil menyamakan langkahnya.
"Kakak-Kakak KKN itu, katanya ganteng-ganteng, pinter juga, Han. Lo nggak tertarik apa?"
Rena menyenggol lengan Hania sambil tersenyum menggoda. Berharap bisa menarik perhatian cewek yang sudah menjadi jomblo sejak lahir itu. Rena merasa prihatin dengan hal itu, ia berharap Hania menemukan belahan jiwanya seiring kedatangan para mahasiswa cogan yang akan magang di sekolahnya selama dua bulan ke depan.
"Nggak!" jawab cewek itu singkat.
Rena memutar bola mata kesal.
"Pantesan aja lo lama jomblonya, nggak punya selera sama cowok sih," gumam Rena kesal sambil melengos ke arah lain, tapi masih bisa didengar oleh Hania.
Hania melirik sekilas lalu berjalan lurus, ia tidak menghiraukan teriakan Rena di belakangnya yang terus menjerit-jerit memanggil namanya.
Pacar? Itu bukan prioritas Hania, ia ingin sukses di usia muda dan mandiri. Setidaknya orang tuanya di surga, akan bahagia seandainya bisa melihat Hania mampu berdiri dengan usahanya sendiri. Tidak menjadi beban orang lain.