Lelah, mataku lelah melihat mereka berdua sedang menari sambil memegang sebotol alkohol di tangan mereka masing-masing. Apalagi yang cewek yang menari sambil menyanyi dengan kegirangan, melupakan tatapan nafsu dari para lelaki yang ku kenal teman Abang Roni.
Badanku memang agak lelah dan masih sakit mengingat ada aja terjadi beberapa hari kebelakangan ini. Ditambah harus membawa beberapa belanjaan dan makanan mereka tadi waktu keliling Mall dan masuk ke Bioskop. Beberapa tempat sempat dikunjungi kami dan untungnya Abang Roni memberikanku makanan dan minuman sebagai hadiah walaupun beujung ke tempat karaoke.
"Wih, pacar lu memang mantap Cok," ucap salah satu dari mereka.
Aku hanya di samping kanan Abang Roni, sedangkan mereka di samping kiri. Suara mereka yang sedikit teriak dan dekat denganku membuat aku mendengar sebuah obrolan mereka. Lagi-lagi obrolan mengenai wanita dan pikiran kotor mereka. Sungguh heran jika memikirkan semua ini, kalau bukan karena aku pulang dengan Abang Roni, sudah ku tinggalkan mereka dan malas meladeni mereka.
"Yoi, pintar kan gue milih," sombong Abang Roni yang sudah mabuk.
Aku kadang heran, dirinya gampang mabuk tapi masih tetap memilih minum alkohol. Tapi namanya juga Abang Roni, berkali-kali larang juga ga ada gunanya bukan. Mendingan aku pura-pura main hp sambil mendengar obrolan mereka yang sebenarnya tidak bermutu.
"Gue jadi pengen ini deh sama cewek lu," ucap salah satu dari mereka dan aku melakukan melihat tatapan tajam dari Abang Roni.
"Yah bener banget, gue kalau jadi lu beh ga bakalan gue lepasin. Kalau mau tinggal pergi ke dia," sambung yang lain dan dibalas anggukan dari mereka semua kecuali Abang Roni yang sedang menahan amarah.
Dan yang paling lucu, Mbak Dian kekasih Abang Roni malah malu-malu sambil bernyanyi. Apa dia anggap obrolan mereka itu pujian? Kan sama saja mereka mengobati sesuatu yang merugikannya. Tapi aku ga heran, mengingat dia seorang pemain hidung belang, sampai aku heran kenapa Abang Roni suka dengannya. Apa karena one stand night? Entahlah.
"Yoi bro, gas aja kan. Bolehlah malam ini," ucap teman Abang Roni lainnya dan dibalas ketawa dari yang lain.
Wajah Abang cukup membuat semua orang tau kalau dia sedang menahan emosi. Ingin ku menenangkannya tapi aku memilih diam, mengingat dia sedang emosi dan aku yang bisa terluka. Nanti malah menjadi beban buatnya.
"Diam lu," teriak Abang Roni dan berhasil membuat semua orang kaget termasuk diriku.