Kisah Para Penyamun dan Tujuh Pemberani

Dirman Rohani
Chapter #26

Tuan Bhan 8

Tuan Bhan 8 konsep

Kematian hanyalah jiwa yang pergi meninggalkan tubuh. Butuh waktu memang untuk mengikhlaskan kepergian orang-orang baik yang terdekat dengan kehidupan kita. Sepeninggal Paman, Makcik ikut tinggal bersama abang sepupuku.

Setiap pagi dan sore aku semakin giat berlatih. Memukul dan menendang samsak yang tergantung di dahan batang sukun di belakang rumahku. Pukulan-pukulan jab, straight, dan hook diikuti uppercut, lalu sesekali kombinasi pukulan menyikut dan tendangan lutut menghantam kuat karung beras yang berisi pasir tersebut. Biasanya juga, di atas rerumputan di dekat bantaran sungai aku sering berlatih: berusaha menjatuhkan tubuh adikku yang gempal itu dengan berbagai teknik aliran bela diri seperti gulat, jujutsu, dan judo. Bila dia sudah terjatuh, secepatnya aku mengunci kepalanya. Adikku tidak diam saja, dia segera berusaha membalikkan kembali posisi tubuhnya ke atas dan pada saat tubuhnya sudah di atas badanku, tidak ada pilihan lain, aku bertahan dengan cara memeluk badannya sekuat mungkin sambil mengunci punggungnya dengan kakiku agar dia tidak bisa menegakkan badannya, mendapatkan jarak untuk memukulku.

Lihat selengkapnya