Kisah Penyap dari Rimbun Bambu di Belakang Taubah

Ariyanto
Chapter #18

Epilog

Dari dalam mobil yang diparkir sekitar 15 meter dari gerbang pondok pesantren, Roman melihat dua orang petugas kepolisian dari Satuan Reserse dan Kriminal Polda Jateng menggamit lengan Akmal dari sisi kanan dan kiri, memasuki sebuah mobil yang diparkir di sisi luar gerbang pesantren. Akmal tidak diborgol dan berjalan dengan langkah normal. Hanya raut wajahnya terlihat muram. Di belakang Akmal tampak beberapa petugas juga keluar dari gerbang pesantren itu. Roman puas sekali melihat pemandangan itu, karena seharusnya ini dilakukan sejak dulu-dulu sebelum Akmal dan teman-temannya membuat kerusakan lebih besar di pesantren itu.

“Itu Akmal yang pernah Roman bilang, Pah. Dia yang pernah menyeret Roman ke sumur, lalu menggunduli Roman. Dia juga pernah menjotos rahang kiri Roman, sampai Roman pingsan. Mamah dan Papah bisa bayangin, kekerasan semacam itu selama ini tak pernah ada tindakan kepada pelakunya. Santri-santri pada diam karena takut akan diperlakukan hal yang sama. Pengasuh juga diam seperti tak pernah terjadi apa-apa,” kata Roman sambil menunjuk ke arah pemuda itu.

“Ya Tuhan! Kenapa kamu nggak pernah cerita, Man?” sang Mamah terkejut dengan cerita anaknya.

"Yee, hari pertama aku cerita ke Mamah digitukan, pasti Mamah juga nggak bakal percaya dan mikirnya Roman hanya cari alasan buat cabut dari pesantren, kan?" sergah Roman.

Roman masih memandang ke arah gerbang pondok pesantren. Tiba-tiba keluar seorang petugas berpakaian sipil dua orang, mengapit sosok yang sangat Roman kenal. Ustadz Subhan! Roman kaget, lalu menoleh ke arah Papahnya.

“Ustadz Subhan? Papah tahu tentang ini?” tanya Roman. Kejutan bagi Roman karena ternyata Ustadz Subhan ikut diamankan aparat kepolisian. Meskipun kemarin Raihan cerita bahwa Akmal adalah keponakan Ustadz Subhan, tetapi itu tak membuktikan bahwa Ustadz Subhan terlibat dalam kasus Sagara atau santri lain yang meninggal.

Orangtua laki-laki Roman itu mengangguk, lalu tersenyum kecil, “Papah sudah diberitahu teman Papah di Polda Jateng. Ustadz Subhan memang dianggap bertanggung jawab karena melakukan pembiaran terhadap aksi kekerasan di pesantren itu, apalagi diduga sampai mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Sebagai pengasuh pondok padahal dia tahu. Tetapi sepertinya yang akan menjeratnya justru karena dia di belakang aksi penipuan kepada calon santri dan keluarganya. Modusnya, Ustadz Subhan meminta Akmal dan teman-temannya mencari calon santri baru sebagai target. Lalu menyuruh keluarga calon santri membayar uang pendaftaran dan biaya belajar semester pertama, tanpa perlu tes masuk atau apapun. Tapi dengan syarat, bila santri baru tak betah dan berhenti, maka uang yang diserahkan hangus. Ini semua di luar sepengetahuan pihak pengurus pondok pesantren. Soal ini, Ustadz Subhan yang melindungi Akmal, tentu dengan pembagian uang jumlah tertentu.”

“Sudah kuduga!” seru Roman.

“Ini kasus besar. Berpotensi terjadi gesekan di masyarakat karena melibatkan oknum dari institusi yang bergerak di bidang agama dan dihormati masyarakat. Karena itulah, kata temen Papah, kasus ini diambil alih langsung Polda Jateng dari tangan Polres Karanganyar,” imbuh sang Papah.

Lihat selengkapnya