Kisah Pewaris Cinta dan Harta

Dinar sen
Chapter #2

KISAH PEWARIS CINTA DAN HARTA



Satria tiba di kediaman mewah Bramono Wijaya, pemilik Jaya Grup. Dia sudah terbiasa mengunjungi rumah ini sebagai guru privat matematika Raka, adik Dani. Selama setahun terakhir, Satria berhasil membantu Raka meningkatkan nilainya.

Tania, istri Surya Wijaya putra dari Bramono Wijaya sang pemilik Perusahaan sekaligus tante dari Dani dan Raka, menyambut Satria dengan senyum hangat.

"Satria, ibu senang kamu sudah datang! Kamu selalu membuat Raka semakin percaya diri."

Dia menepuk bahu Satria dengan bangga, seperti ibu kandungnya sendiri.

Surya, suami Tania, memasuki ruangan. "Ah, Satria! Bagaimana kabarmu? Apakah keponakan saya sudah siap menghadapi ujian?"

Satria tersenyum. "Pak Surya, Raka sudah sangat siap. Kami telah berlatih keras."

Surya mengangguk, sembari tangannya merangkul pundak Satria' keduanya berjalan menuju ruang keluarga di mana Satria selalu mengajari Raka di sana.

Sampai di ruang keluarga, Tania menyambut nya dan memberi suguhan padanya.

Satria tersenyum saat melihat Tania membawa tray berisi minuman dan camilan.

"Terima kasih Ibu Tania. Ibu selalu membuatku merasa nyaman di sini."

Tania membalas senyum,"iya, Satria. Ini hanya kopi dan makanan kecil. Seperti biasa!" Jelasnya.

Surya menambahkan, "kami senang, kamu bisa datang, Satria. Selain Raka sangat membutuhkan bantuanmu dalam pelajaran matematika! Kami juga senang dengan kedatangan kamu."

Tania menempatkan tray di meja kopi. "Bagaimana kabarmu, Satria? Apakah semuanya berjalan lancar?"

Satria mengambil gelas dan minum. Usai kembali meletakkan gelas, Satria sedikit menghela nafas dan mengulas senyum.

"Semuanya baik, Bu Tania. Cuma sedikit lelah karena banyaknya tugas, dan ujian."

Surya mengangguk. "Kamu harus beristirahat juga, Satria. Jangan terlalu memaksakan diri."

Raka masuk ke ruang keluarga, mata berbinar. "Kak Satria! sudah datang, ayok kak, kita mulai belajarnya sekarang, aku sudah siap kak."

Satria tersenyum. "Oke, Raka. kita mulai."

Saat Satria akan memulai pekerjaannya' Tania dan Surya meninggalkan keduanya di ruang keluarga.

Satria berdiri dari duduknya dan memulai untuk mengajar Raka, namun' seketika dirinya merasakan pusing hebat, pandangan tiba-tiba kabur dan gelap hingga tak merasakan apapun.

Melihat Satria jatuh pingsan' Raka panik. Raka berlari ke atas, "Tante! Om! Eyang! Tolong, kak Satria pingsan!"

Tania dan Surya yang baru sampai di lantai atas terkejut, dan langsung berlari turun ke ruang keluarga kembali. Bramono Wijaya, yang sedang membaca koran, juga terkejut dan mengikuti mereka.

Tania berteriak, setelah sampai di samping Satria. "Satria! Bangun, Satria!" Ucapnya.

Surya memeriksa denyut nadi Satria, "Denyut nadinya lemah. Kita harus membawanya ke rumah sakit!"

Bramono Wijaya memerintahkan, "Surya, ambil mobil! Kita harus segera membawa Satria ke dokter!"

***

Dalam perjalanan ke rumah sakit, Tania khawatir, "apa yang terjadi dengan Satria? Mengapa tiba-tiba pingsan?" Tanyanya khawatir.

Lihat selengkapnya