Kisah Pewaris Cinta dan Harta

Dinar sen
Chapter #19

Bramono Wijaya

Berulang kali mencoba hubungi, nomor ponsel Edo tidak dapat di hubunginya... Satria lantas berdiri, ia berpikir lebih baik menemuinya di rumah.

Tanpa berpikir panjang, Satria menyambar kunci mobil miliknya. Ya' mobil yang pernah ia kembalikan semasa dirinya bekerja di bandung, kini kembali ia pakai setelah Tania memintanya untuk menggunakan nya lagi.

Satria masa bodo, dengan ucapan Dani yang pernah menyakiti hatinya.

***

Sampai di kediaman Edo, Satria turun dari mobil nya, setelah memarkirkannya di halaman rumah. Hati sedikit tenang ketika mendapati pintu rumah Edo tengah terbuka, menandakan ada orang di rumah itu.

Satria pun segera berjalan menuju teras rumah Edo, mengetuk pintu, dan memberi salam. hingga tak lama ada yang menjawab salamnya, suara itu tak asing bagi Satria 'Edo' dengan jalan sedikit pincang keluar menemui Satria.

Senyum sapa seorang sahabat, dari pintu tengah rumah yang terbilang mewah bagi Satria terlihat jelas. Edo menyambut senang kedatangannya.

Satria melangkah masuk ke dalam rumah yang mewah milik Edo, disambut oleh senyum hangat dari sahabatnya. Edo berdiri di depan pintu, tampak begitu senang mendapatkannya.

“Wehhhh… Satria…” suaranya menggema dengan nada yang lantang dan terdengar berat, seolah-olah ia menahan kegembiraan yang tak terhingga.

“Hai, Do … Gimana kabar kamu?” tanya Satria sambil sembari melangkah mendekati. Wajahnya memetik senyum lebar, mencerminkan kebahagiaan yang tulus.

Edo menjawab dengan suara yang penuh semangat, “Hai, Satria! Kabar baik. Lama tidak bertemu, kan?” Ia menginjakkan kaki di depan, menunjukkan tanda-tanda gembira yang tak terbendung.

Satria tertawa, “Lama memang, Do. Tapi sekarang kita bisa ngobrol lagi. Ada apa-apa yang seru nih?” Ia berjalan menuju ruang tamu, sambil melihat sekeliling dengan mata yang kagum, terhampar sofa empuk berwarna krem yang tampak begitu nyaman. Di sudut ruangan, terdapat rak buku yang penuh dengan koleksi novel dan majalah. Di dinding, tergantung foto-foto keluarga yang mengabadikan momen-momen bahagia Edo dan sahabat-sahabatnya.

Edo mengikuti Satria, "gimana kabar kamu sendiri, Sat? Perasaan aku hubungi kamu tidak bisa sejak terakhir kita kontek ...,"

Satria memutar badan, "oh iya, aku lupa kalau aku ganti no ponsel, pantas aku hubungi kamu juga tidak bisa, soalnya nomor ponselmu yang lama, sorry aku lupa."

Satria lantas duduk tanpa Edo persilahkan, bagi Satria di rumah Edo ia bebas selagi bukan rumah orang tua Edo.

Edo menyusul duduk di bangku beriringan dengan Satria, Edo bertanya mengapa Satria mengganti nomor ponsel. "Lalu kamu sendiri, kenapa ganti?" tanyanya,

Satria menyandarkan badan di bangku sofa, "Hah ... Kamu gak ngrasain, Leptop, ponsel, bahkan berkas kerjaanku hilang, gara-gara jambret."

"Loh, kok bisa? Kamu kan pakai mobil inventaris kantor?" Tanya Edo heran.

Lihat selengkapnya