Malam ini meski diluar hujan rintik membasahi gedung Club Malam. Namun didalam irama elektronic dance music terus dimainkan oleh DJ. Dentuman musik semakin lama semakin keras menghentak. Membuat semua orang yang hadir selalu menginginkan berjoget.
Malam terasa istimewa, Lanscape dan pernak pernik juga terasa lain dari biasanya. Dan malam menjadi spesial karena dihadiri ratusan party goers Jakarta. Sejumlah pengunjung terlihat memadati arena hall dance club.
Lantai dansa berukuran besar dibagian tengah bernuansa gelap. Hanya bermodalkan sorot lampu yang jatuh berputar-putar di arena ini. Lelaki dan perempuan menari mengatur langkah hati. Mereka lupakan kesepian dirumah setelah seharian.
Malam ini mereka berdandan, malam ini mereka berkencan. Ada yang bercerita mimpi panjang semalaman. Ada juga yang mengeluh karena kekasihnya tak datang. Mereka saling berbagi, mereka saling berkasih di malam ini.
Namun bagi Layla malam ini tak ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Jiwanya tetap saja kosong dan bahkan semakin kian menjadi hambar. Padahal sudah hampir pasti masa depannya akan bersama Teddy.
Beberapa hari lalu Teddy menelefon akan menjemputnya. Namun di tunggu hingga malam ini, Teddy tak kunjung datang. Handphonenya pun tidak aktif saat Layla coba menghubungi. Sehingga kini dia terlihat lesu, lemah, dan tak bergairah.
Beruntung malam ini Layla bebas tugas karena banyak hostess freelance yang menggantikan pekerjaannya. Dia hanya mondar-mandir kesana-kemari bersama Hera dan Waty. Dia lalu mencoba melepas kejenuhan dengan duduk-duduk di Lounge. Sekaligus menghilangkan rasa galaunya karena memikirkan Teddy.
Pukul 23.00 mendadak dentuman musik terhenti secara mengejutkan. Keterkejutan mereka bertambah ketika dilihat satu peleton Polisi bersenjata lengkap memasuki area Club. Rupanya Club Malam ini kembali menjadi sasaran operasi oleh Tim Anti Narkoba.
Operasi dilakukan dengan tiba-tiba yang tanpa disadari oleh para pengujung. Tim bergerak cepat, menggeledah dan memeriksa semua yang hadir disini. Mereka bubar dan berusaha meninggalkan arena. Tetapi seluruh pintu keluar dari area club ditutup dan dijaga ketat.
“Selamat malam,” kata seseorang yang ternyata Polwan yang melakukan tugasnya secara under cover didampingi beberapa petugas lainnya. Para petugas itu berdiri mengitari sofa tempat duduk Layla.
“Ada pemeriksaan, silahkan keluarkan tanda pengenal anda,” kata Polwan pada Layla. Sementara Hera dan Waty juga mendapat perlakuan yang sama dari petugas lainnya.
“Silahkan ...,” balas Layla memberikan KTP-nya.
“Anda yang bernama Layla?” Petugas memastikan.
“Ya,” Layla mengangguk.
“Keluarkan semua isi dalam tas,” perintahnya lagi. Layla pun segera menuruti.
Kedua mata Layla, kedua tangan dan seluruh badannya diperiksa. Petugas Polwan membawa Layla masuk ke ruangan terdekat. Baju dan semua dibuka untuk mencari narkoba. Bahkan setelah selesai Komandan memerintahkan Layla diperiksa 2x dan diproses verbal agar tidak terjadi kesalahan pemeriksaan.
“Saudari Laylasari berstatus pacar Teddy?” kata Petugas dalam verbalnya.
“Ya, bahkan sudah calon isteri, kami mau menikah,” jawab Layla polos.
Petugas Polwan itu tersenyum mendengar kejujuran Layla. Kemudian ditanyakan tempat tinggalnya, keluarganya, domisili asalnya, dan yang berkaitan dengan data pribadinya. Layla bisa menjawab dengan tenang dan percaya diri.
Namun setelah ditanyakan seputar data pribadi Teddy, dia menjadi kelabakan. Bahkan dia harus mengelap keringatnya berulang kali karena kalut tidak bisa menjawab. Petugas lalu memberikan minuman ringan agar Layla tenang.
“Jadi, menurut sepengetahuan anda, saat ini Teddy ada dimana?” pertanyaaan selanjutnya.
“Dia ada di Batam,” jawabnya.
“Apa yang dilakukannya di Batam?”
“Dia membangun ruko disana dan sedang dalam penyelesaian.”
“Anda yakin dia ada di Batam?”
“Yakin.”
“Dari mana anda bisa yakin?”
“Beberapa hari yang lalu dia menelefon akan menjemput dan membawaku kesana.”
Petugas berhenti bertanya, sepertinya sedang menganalisa hasil pemeriksaannya. Kemudian mengeluarkan selembar kertas menunjukkan pada Layla. Rupanya hasil assessment tindakan profiling terhadap diri Teddy.
Petugas menjelaskan bahwa status Teddy saat ini adalah DPO kasus Narkotika Internasional. Berdasarkan pengembangan dari penangkapan Bandit Narkotika bernama James di Amerika. Teddy adalah bagian dari mafia yang berafiliasi dengan jaringan James.
Sementara di tempat lain Polisi melakukan operasi total dan mengamakan banyak orang. Beberapa dari mereka tertangkap tangan membawa dan melakukan transaksi narkoba. Mereka langsung diangkut dengan mobil tahanan yang sudah dipersiapkan.
Kejadian malam ini menjadi fatal karena melibatkan para hostess dan security club. Diduga mereka menjadi kurir antara penjual dan pembeli. Hal ini terungkap berdasarkan fakta, bahwa mereka membentuk komunitas dengan sandi tertentu.
Setelah selesai pemeriksaannya Layla lebih memilih untuk pulang. Dia dinyatakan bebas dan tidak terbukti membawa barang terlarang. Sehingga dengan demikian dia akan banyak waktu untuk memikirkan masalahnya dengan Teddy.
***
Malam sudah larut, ketika Layla diantar pulang. Hawa dingin akibat hujan menyebabkan orang malas beraktifitas. Jalan sepi, toko dan warung-warung sudah pada tutup. Layla ingin sekali menikmati kebeningan malam ini untuk mengusir rasa galaunya.
Akan tetapi tiba-tiba terdengar deru suara mobil yang di rem secara mendadak. Sebuah mobil warna gelap menyalip mobilnya dengan cara zig zag. Mobil itu langsung berhenti ditengah badan jalan, sehingga mobil Layla terhalang.
Perhatian Layla tertuju ke mobil yang mencurigakan itu. Tampak beberapa orang berbadan kekar keluar mobil menuju kearahnya. Dia tidak bisa melihat orang-orang itu secara jelas karena terbatasnya penerangan.
Salah seorang dari mereka mengancam sopir dengan senjata api. Sopir tak berdaya yang langsung diseretnya keluar. Seseorang yang lain membuka pintu mobil disampingnya. Meski gelap Layla bisa mengenali wajah orang itu yang ternyata bodyguard Teddy.
“Aauww!!” rintih Layla ketika orang itu menjambak rambutnya dengan kasar.