Blurb
Di usia dua belas tahun, Syamsul Bahri seharusnya masih bermain layangan dan bercanda sepulang sekolah. Namun hidup memaksanya mengenakan kostum badut lusuh di perempatan Mampang, menghibur orang-orang asing demi uang receh.
Ibunya pergi bertahun lalu dengan janji akan mengirim uang dari luar negeri. Yang datang justru kabar pahit: sang ibu kini hidup berkecukupan sebagai istri seorang konglomerat, melupakan dua anak dan suami yang ditinggalkannya.
Ayah Syamsul hanya bisa terbaring lemah, tubuhnya perlahan dimakan sakit. Maka Syamsul memilih berdiri di jalanan, menukar masa kecilnya dengan harapan agar adiknya tetap bisa sekolah dan ayahnya bisa makan.
Ini bukan kisah pahlawan besar.
Ini kisah anak kecil dari Mampang yang bertahan hidup.
Sampul: pixoto.com/Dodi. S