Kisah yang Belum Usai

Husni Magz
Chapter #6

Aku Ingin Menggugurkan Kandungan

Semalaman aku berpikir masak-masak. Keputusan terakhir sudah aku ambil; aku harus menggugurkan kandungan ini sebelum perutku menggelembung dan orang-orang tahu kehamilanku. Lalu bagaimana caranya? Tentunya membuang jabang bayi yang menempel di rahim tidak segampang membuang kutil di tangan.

Maka setelah itu aku rajin mencari informasi tentang ‘bagaimana cara mengugurkan bayi.’ Ada yang bilang kalau nanas muda dan sprite bisa membuat janin yang baru berumur beberapa minggu luruh.

Sepulang sekolah aku melihat ada kebun nanas yang tengah berbuah di tepi jalan. Sebagian buah itu sudah tua, sebagian lagi masih muda. Hm, tampaknya aku punya jalan untuk bisa menggugurkan kandunganku. Aku sudah berhari-hari mencari nanas muda dan aku tidak menemukannya sama sekali. Aku pernah datang ke penjual buah-buahan di pasar, mereka hanya menjual nanas yang sudah tua. Aku beli juga meski aku pikir nanas tua tidak semujarab nanas muda.

Aku lihat sekeliling kebun, tidak ada orang. Aku tahu kebun nanas yang lumayan luas itu jarang sekali ditengok oleh si pemilik kebun. Setiap hari aku lewat kebun itu, tidak sekalipun aku melihat ada orang disana. Sekalinya si pemilik datang hanya ketika waktu panen tiba, yakni ketika buah-buah nanas itu sudah kelihatan tua semua atau sudah menguning sebagian. Lagi pula orang yang lewat di jalan setapak itu tidak akan pernah tahu jika aku mengambil barang satu dua buah nanas itu.

Aku sudah kepalang nekad. Aku kepalang hamil di luar nikah. Aku kepalang jadi anak yang nakal yang mengecewakan orangtua, guru dan siapa pun itu yang pernah mengenalku (itu jika mereka tahu borokku ini). Jadi tidak ada salahnya jika aku menjadi seorang pencuri. Begitu pikirku.

Maka dengan hati agak was-was, aku segera masuk ke dalam kebun yang hanya dipagar oleh tanaman teh-tehan yang tumbuh hanya setinggi lutut. Aku memetik tiga buah nanas muda dan memasukannya ke dalam tas sekolah.

Di dalam benakku ada rencana bahwa malam nanti aku harus membuat jus mangga muda. Kalau bisa dicampur dengan minuman bersoda.

Dengan tangan gemetar, aku segera memasukan buah nanas itu ke dalam tas sekolahku dan bergegas keluar dari area kebun. Aku berani bersumpah kepada kalian semua bahwa itu adalah pertama kalinya aku mencuri dalam seumur hidupku.

***

Ketika malam telah tiba dan aku mulai tenggelam dalam lelap, mimpi itu akan selalu datang dengan tiba-tiba. Membuatku terbangun dengan keringat yang membanjiri leher, dada, punggung, dan dahiku. Aku selalu dilanda mimpi buruk yang tak pernah berkesudahan. Mimpi buruk itu selalu datang bergantian menerorku dengan bentuknya masing-masing.

Di satu malam aku bermimpi bahwa Reza datang kepadaku dengan permohonan maaf yang dia umbar dari mulut manisnya. Dia memelukku. Setelah itu aku merasakan taring-taringnya yang tajam menancap di leherku yang jenjang. Aku berteriak kesakitan dan terbangun dengan perasaan yang bingung.

Di malam yang lain mimpi yang tak kalah aneh datang menggangguku. Aku menenggak berbotol-botol minuman berwarna kuning layaknya bir. Tapi di lidahku aku merasakan asam dan kecutnya rasa nanas muda. Itu tentu saja rasa perasan jus nanas muda.

Kemudian tiba-tiba jabang bayi seukuran dua telapak tangan itu muncul dari selangkanganku dengan lengkingan yang sangat nyaring. Lebih nyaring dari lengkingan bel sekolah atau lengkingan anjing milik tetangga. Aku melihat bongkahan daging berlumur darah itu hidup.

Lihat selengkapnya