Kisah yang Belum Usai

Husni Magz
Chapter #37

Bertemu Bu Hayati

Siang itu juga, aku resmi berhenti menjadi anak buah atau lebih tepatnya gadis piaraan Mami Sally. Aku tahu bahwa lelaki kemayu itu tidak rela aku lepas dari genggamannya. Aku adalah asset berharga untuk bisnis haramnya. Tapi tentu saja lelaki kemayu itu tidak bisa memaksaku. Aku punya kehendak untuk menentukan nasib diriku sendiri.

Dengan langkah penuh kemenangan, aku keluar dari rumah Mami Sally. Wajahku tegak. Aku sangat yakin bahwa aku tidak akan pernah menyesal dengan keputusanku.

Di depan rumah Mami Sally, sang driver ojek online yang sedari awal sudah aku wanti-wanti untuk menungguku masih terpekur di bawah pohon kersen. Demi melihat kedatanganku dari dalam rumah, sang driver ojek kembali ke motornya dan menstarter. “Diantar kemana lagi, Mbak?”

“Ke warung kopi dekat toko bahan bangunan di pertigaan itu,” jelasku. Sudah tentu tujuanku sekarang adalah warung kopi Yuda. Aku ingin langsung menemuinya saat ini juga.

***

“Cepat banget.” Begitulah respon Yuda.

“Iya, kan aku sudah bilang nggak sabar pengen resign. Aku butuh suasana baru.”

“Ya sudah, sore ini aku antar kamu menemui ibu saya.”

Kemudian Yuda menyeduhkan kopi susu dan membuat mie goreng untukku. Kali ini mie gorengnya special dengan dua telur ayam setengah matang. Dan lagi-lagi dia menggratiskannya.

“Terimakasih,” ujarku dengan wajah yang menampakan rasa senang.

“Tapi nanti setelah jadi pegawai ibuku, kamu nggak bisa gratis lagi makan di sini ya,” ujarnya diiringi tawa.

Aku ikut tertawa. “Lagian ngapain aku makan ke sini. Aku udah kenyang duluan makan di warteg ibumu.”

Sore harinya aku diajak untuk berkunjung ke rumah ibu Yuda dengan membonceng motornya. Rumah orangtua Yuda tidak terlalu jauh dari lokasi warung kopinya berada. Hanya membutuhkan waktu 20 menit lamanya kami berdua telah sampai di rumah tersebut. Rumah itu lumayan besar dengan halaman yang juga sama besarnya. Halaman tersebut dipenuhi oleh pohon buah-buahan seperti srikaya, papaya, rambutan, kelengkeng dan lainnya. Semua terlihat begitu rindang dan sejuk. Sementara di bagian depan ditanam beberapa macam jenis bunga sehingga menambah keasrian. Pertama kali datang, aku sudah menduga jika ibu kandung Yuda adalah jenis perempuan yang telaten dalam urusan memelihara tanaman.

Yuda mengucapkan salam dan langsung dibalas oleh seorang wanita dari dalam. Aku pikir Yuda benar-benar luar biasa. Meski di rumah itu dia tinggal bersama orangtuanya, dia tetap mengucapkan salam ketika hendak masuk.

Pintu terbuka, dan tampaklah seorang wanita paruh baya dengan tampilan sederhana. Memakai daster warna cokelat dan kerudung dengan warna senada.

“Udah pulang, nak,” sapanya.

Lihat selengkapnya