KISAHKU: LUNA

Deviannistia Suyonoputri
Chapter #27

NYAWA DIBAYAR NYAWA

Shandy diam-diam mengumpulkan semua bukti dan kejahatan yang dilakukan oleh Setyo dan Rendy, ayah dan anak ini sepertinya sudah biasa menutupi semua kebusukan mereka dengan uang. Menyiapkan segala sesuatunya dengan matang, mata Shandy berubah menjadi tajam dan penuh tekad. Dia beranjak dari kursi dan pergi dengan membawa mobilnya. 

Malam itu Shandy mengamati Rendy dari kejauhan, dia berada di sebuah Klub malam yang terkenal di Bali. Shandy masuk berpura-pura menjadi pelanggan untuk tahu seperti apa Rendy sebenarnya. Di sana ia melihat sendiri bagaimana brengseknya lelaki itu, dia membuat para wanita tidak sadarkan diri dengan mencampurkan obat-obatan ke minuman mereka dan akan memakai wanita tersebut hingga puas. Shandy bahkan melihat perangai Rendy yang tidak biasa, dia adalah seorang pecandu, Shandy tahu betul gerak-gerik seorang pemakai.

***

Keesokan paginya Shandy mengirim beberapa foto ke kediaman Rendy membuat anak itu dan ayahnya Setyo kebakaran jenggot. Di situ tertulis kalau pengirim akan mengunggah semuanya ke media jika Rendy tidak memberikan sejumlah uang. Rendy sontak ditampar oleh Setyo hingga terjatuh.

“BODOH!” umpat Setyo, “Kamu selalu saja bikin ulah, aku lebih baik tidak punya anak daripada punya anak seperti kamu.”

Rendy mengusap mulut yang sobek, dia berdiri perlahan lalu mendekati sang ayah, “Saya tidak akan jatuh sendirian,” ancamnya dengan suara dalam membuat Setyo bertambah kesal.

Rendy kemudian mencari tahu siapa yang melakukan itu padanya dan CCTV Bar yang ia kunjungi semalam menunjukkan wajah Shandy. Rendy tersenyum miring saat tahu siapa Shandy. Buatnya ini adalah kesempatan bagus untuk mengenal lebih jauh keluarga Luna. Mereka kemudian bertemu di sebuah parkiran kosong di Jakarta.

 Rendy melemparkan sebuah tas besar penuh berisi uang pada Shandy, “Anda butuh uang Ibu Mertua? Saya kira Anda ingin saya membebaskan Luna.”

 “Masalah Luna gampang, sekarang saya hanya ingin menikmati uang itu. Kamu ingin menjadi menantu saya, kan? Jadi apa yang saya minta harus kamu berikan sebagai kompensasi saya membesarkan Luna, bukan begitu?” tutur Shandy dengan sombongnya.

Rendy menyeringai, “Anda mengikuti saya dan mencari tahu tentang saya karena Luna, tapi Anda tidak ingin membebaskannya?”

Shandy menghela napas sambil berjalan meraih tas yang ada di depan Rendy dengan anggun, “Anak itu sudah di luar kendali saya, kalau kamu ingin membebaskannya silahkan. Saya tidak akan menghalangi, dia milikmu,” Shandy kemudian memberikan semua bukti yang ia punya pada Rendy.

Shandy yang tidak mau berlama-lama langsung melangkah cepat ke dalam mobil, “Saya ambil ini ya, terima kasih,” tuturnya sambil mengedipkan sebelah mata sebelum mengendarai mobilnya dengan cepat.

***

Sesampai di rumah, Shandy yang masih di dalam mobil membuka isi tas yang diberikan Rendy. Dia terbelalak saat melihat isi tas yang hanya kertas kosong, tangannya merogoh mencari duit yang dijanjikan Rendy tapi sepeserpun tidak ada. Shandy menyeringai tak percaya, dia kemudian tertawa keras dengan kejadian ini. Benar-benar lelucon yang luar biasa.

***

Di tempat lain Rendy tertawa terbahak-bahak sembari menikmati minuman dan rokoknya ditemani para LC yang siap memberikan apa saja untuknya. Dia tahu pasti sekarang Shandy sedang kesal, sekesal-kesalnya. Dia kira Rendy siapa? Memberikan uang dengan jumlah banyak pada orang yang sudah mengancamnya. Sungguh diluar nalar. Rendy kemudian ditarik oleh salah seorang LC untuk menari di depan. Dia tanpa ragu memegang tubuh LC itu seenaknya.

***

Shandy tidak tidur semalaman, dia tidak bodoh dan apa yang dilakukan Rendy padanya adalah sebuah penghinaan. Shandy menghubungi seseorang dan menyuruhnya untuk mengunggah video dan data-data yang ada padanya lewat internet. Dengan wajah tiada ampun dia menyerang keluarga Rendy, ini adalah perang. Dan dia akan pastikan keluarga itu hancur karena telah bermain-main dengannya.

Lihat selengkapnya