Kita

Marwatibasri
Chapter #5

5

Alasya berputar balik. Gadis berkulit pucat itu semakin mempercepat langkah kakinya saat suara yang sangat familiar namun begitu dihindarinya semakin mendekat.

Untuk kali ini saja, Alasya tidak ingin bertemu Saka. Setiap hari memang dia tidak ingin bertemu dengan Saka tapi selalu saja takdir berkata lain. Ada saja kesempatan mempertemukan mereka. Seperti sekarang, cowok tengil itu sudah berdiri dihadapannya. Menghadang jalan Alasya seraya merentangkan kedua tangan.

Morning my girl. Please, peluk tanda semangat dong Cinta"

Alasya bergidik ngeri, gadis itu diam enggan melakukan perintah Saka yang masih merentangkan tangan dengan alis dinaik turunkan.

" Sya cepet, terbang nih gue lama lama"

" Hilang aja sekalian" Ketus Alasya. Gadis itu kembali berjalan meninggalkan Saka yang semakin hari semakin mengurangi stok kesabaran Alasya.

Baru beberapa langkah, pergelangan tangannya dicekal oleh Saka "Gue mau ngomong sesuatu"

Alasya menghela napas, berbalik menghadap Saka, menatap cowok itu bertanya dengan suara tertahan, Alasya yakin stok sabarnya sisa 1 %, menghadapi Saka sama seperti menghadapi Erland. Sama sama menyebalkan.

" Sya" Saka berujar dengan wajah serius, kedua tangannya menggenggam tangan Alasya membuat gadis berkulit pucat itu terdiam, menunduk menatap tangan besar yang menggenggam tangannya erat.

" Lo tau... Gue" Jeda Saka, cowok itu menghela napas panjang masih menatap Alasya dengan serius. Alasya mendongak, menatap bingung wajah Saka. Untuk pertama kalinya gadis berkulit pucat itu melihat sorot serius dari raja tengil dihadapannya.

Dan Alasya baru sadar, mata Saka selain tajam juga sangat indah.

" Gue ternyata......" Lanjut Saka membuat Alasya harap harap cemas. Tanpa sadar gadis itu meremas tangan Saka, terlalu gugup menatap mata didepannya.

" GUE TERNYATA CINTA BANGET SAMA LO!" pekik Saka. Tangannya berpindah, mencubit kedua pipi tembem Alasya gemas.

Alasya memekik, gadis itu memukul mukul tangan Saka yang masih setia bertengger di pipinya.

Merasa kasian melihat Alasya, Saka melepaskan cubitannya beralih mengusap pipi tembem yang kini memerah itu.

Alasya menggeplak tangan Saka

" Sakit bego, mau kamu apasih" Kesal Alasya membuat Saka tertawa pelan.

Alasya yang melihatnya semakin yakin, kadar kewarasan Saka memang berada di level terbawa.

" Mau gue apa ya. Kita kan udah pacaran.......

" Di mimpi kamu. Aku mah amit amit"

Saka kembali tertawa " Nikah aja gimana Sya, enak tuh kayaknya" Lanjut Saka dengan wajah berbinar menatap Alasya yang semakin menekuk wajahnya.

🏵🏵

" Eh pak Rana tumben pak udah dirumah"

Saka melompat ke arah sofa membuat Rana menghela napas sambil menggeleng pelan.

"Kapan warasnya sih" gumannya, melihat tingkah aneh anak semata wayangnya. Bagaimana tidak aneh, anaknya itu bisa berjalan untuk duduk, kenapa harus melompat.

" Pak"

" Ayah" Koreksi Rana

" Yah"

" Hmm"

" Ane boleh nikah umur berapa sih?"

Rana memghentikan kegiatan membacanya, pria setengah baya itu menatap bingung putranya. Berpikir, kira kira lelucon apalagi yang akan keluar dari mulut nyerocos itu.

" Kenapa kamu nanya gitu?"

Saka tersenyum, merapatkan tubuhnya pada Rana " Jadi ane kan lagi jatuh cinta....."

Lihat selengkapnya