Dia
Perempuan yang sudah menjadi pilar ke duaku
Satu lagi perempuan yang Kau titipi lara berupa mati yang rasa sekarat
Perempuan yang akan merombak lautnya sendiri merombak ombaknya sendiri merombak kedalamannya sendiriĀ
Perempuan yang akan kuat jatuh bertubi-tubi di semesta lain-Mu
Namun gumaman itu tak akan lagi ia bagi layaknya kemarin
Apa maksud-Mu? Menyamakan nasib dengan perempuan-perempuan di luar sana dengan kebahagiaan berlebihan sebagai bekal alasan?
Tak ada lagikah kebahagiaan semacam itu nantinya?
Tak ada lagikah keabadian warna-warni sayangnya?
Dia
Diantara darah itu, tangis darah itu, gemerlap tangis disusuli gentar ketakutan, rasa enyah di ketidakberdayaan, dan sakit kebingungan yang tak Kau izinkan kami juga merasakannya
Kami juga hancur Kau libatkan
Dan dia perempuan, perempuanku