Kita & Saling Part 1

Aneke Putri
Chapter #10

Ini aku, sampah

“Subuh.”

“Iya, Da?”

“Aku kangen Mama, Ayah.”

Digenggamnya tangan kananku, “Nanti. Lihat aku. Kamu harus bunuh aku. Aku yang keparat. Aku binatang yang ngebiarin kamu sendirian. Aku yang ngajakin kamu. Ini salahku.” Wajah jeruk manisnya dipenuhi memar membiru, bibir tipis itu pucat pasi. Tangan kirinya saat ini malah menampari pipinya sendiri. Di hadapanku, Gede, Yesa, dan Tuhan yang kini sedang menyeru.

Gede lalu mengambil alih, tangan beliau tak kalah keras menampari pipi cucunya. Kulihat benci, itu kekuatan utama. Kecewa adalah rautnya. Kebisuannya adalah kasih sayang tak terluapkannya. Kau lihat ini, Tuhan. Aku menghancurkan hidup orang lain lewat hidup hancurku.

“Makasih, Gas.”

“Kamu mau kemana?” ia rangkakkan tubuh lemasnya menghadangku, berlutut dengan tangis, memeluk kedua kakiku.

“TERSERAH!” Gede berlalu, menghempaskan pintu.

“Aku ngga bisa lihat kamu kaya gini terus. Aku harus ke tempat itu lagi. Orang itu seharusnya selesain aku. Harusnya mati.”

“Jangan.” Kata itu berulang-ulang ia bualkan dengan rengekan yang semakin membuatku ingin mati. TUHAN!

“Aku ngga bisa liat kamu ikut-ikut hancur. Kamu ngerti ngga, sih! Aku ini udah jadi sampah. Najis! Tempat semestinya aku ada di sana.“

“ ‘ak, ‘A,” Yesa menyusul berlutut memeluk kaki ini.

Ini amat sakit, Tuhan. “Ak, , akkuuu yang ngerusak kalian berdua. Aku ngga tahan lagi sakitnya! L e p a a s.”

“ ‘Ami ’ama ‘amu, ‘A. ’I’a ‘a’ang ‘ama ‘amu. ‘I’a ‘aung ‘ama-‘ama.”

Aku sedang disiksa, bersamaan oleh dua tameng yang bertingkah kuat serta berpura-pura gigih keras kepala. Kedua tangan kedua laki-laki ini memohonku. Memelukku erat.          

Masih belum kupahami semuanya.

“AKU SAMPAH. NAJIS.”

“ ‘angis a'a! ‘Ia ‘ayang ‘ama ‘amu. 'Amu 'ak 'oeh 'ewa'a'wa'a.”

Lihat selengkapnya