Kali ini kita kembali ke masa ketika Bumi masih dihuni oleh pikiran yang sangat ambisius dan memiliki keinginan kuat untuk melawan pemerintahan yang dianggapnya tidak adil. Di bawah sinar matahari yang menyengat, Bumi dan teman-temannya berjalan menuju ke lapangan tempat berkumpulnya para pendemo yang ingin menyuarakan ketidakpuasan mereka. Bumi, Bintang, dan Kimat memimpin barisan terdepan sebagai provokator terjadinya demo ini. Di belakang mereka, ratusan orang dengan semangat membara bersorak menyuarakan satu kata yang menggelegar, "Turunkan pemimpin yang sudah berkuasa cukup lama! Jangan biarkan otoriter berkuasa!"
Bintang naik ke atas sebuah mobil yang dilengkapi dengan pengeras suara. Mobil tersebut membawa perangkat pengeras suara yang akan digunakan untuk menyampaikan pidato yang akan membangkitkan semangat dan menyerukan keadilan kepada mereka yang mendengar. Setelah naik ke atas mobil, dia berbicara dengan lantang, "Hai kawan-kawan semua, mari kita bersama-sama menegakkan keadilan di atas tanah kelahiran kita ini."
Berikut adalah kata-kata pembuka yang diucapkan oleh Bintang untuk membangkitkan semangat para pendemo, sementara Bumi dan Kimat berada di sebelahnya untuk memprovokasi petugas keamanan. Namun, saat itu salah satu oknum petugas keamanan mendekati Bumi untuk berdiskusi.
“Maaf, Bumi bisa menepi sebentar untuk membahas masalah demo ini?”
“Apa Bapak ingin menyuruh Bumi agar kami semua menghentikan demo kali ini?” potong salah seorang dari pendemo yang tidak mempercayai oknum petugas keamanan dan memilih untuk melindungi Bumi. “Jika begitu, kami tidak akan membiarkan Bumi dibawa oleh Bapak!!”
"Baiklah Pak, saya akan mengikuti Bapak. Tapi tolong jamin keamanan saya sampai kembali ke sini."
Sebelum meninggalkan teman-temannya, Bumi membisik kepada salah satu pendemo, "Jika aku tidak kembali dalam satu jam, maka lanjutkan dengan taktik provokasi lainnya untuk memancing petugas keamanan."
Bumi meninggalkan tempat itu. Ketika bertemu dengan Kimat, dia memberikan isyarat dengan makna yang sangat penting. Isyarat tersebut menyiratkan bahwa Bumi akan mengatur sebuah drama yang mungkin membutuhkan peran dari Kimat. Di sinilah keaslian Bumi terlihat.
Bumi mengikuti seorang oknum petugas keamanan ke sebuah tempat yang jauh dari keramaian para pendemo. Saat ini, dia berada di antara kerumunan petugas lain yang sedang istirahat, menunggu giliran untuk menjaga keamanan demo yang sedang berlangsung. Kondisi ini wajar terjadi karena demo tersebut memakan waktu yang cukup lama. Para petugas mungkin bergantian tugas sekitar dua hingga tiga kali dalam waktu lima jam. Atau mungkin petugas keamanan ini memerintahkan rekan-rekan junior mereka untuk turun ke lapangan sementara mereka yang lebih senior mengurusi masalah di tempat lain.
“Sepertinya di sini sudah aman.”
"Ya, saya juga merasa demikian," Bumi menanggapi dengan bahasa tubuh yang masih terlihat waspada, seolah-olah mengantisipasi adanya orang yang mendengarkan pembicaraannya. Setelah merasa aman, Bumi melanjutkan ucapannya, "Jadi, apa tujuan saya dibawa ke sini?"
"Ada yang berharap agar demo ini berakhir dengan kekacauan. Sekarang, bagaimana caranya kita bisa menjalani demo ini dengan ricuh tanpa campur tangan petugas keamanan." Oknum petugas keamanan tersebut berbicara dengan serius.
"Itu sangat mudah. Sebelum saya bergabung dengan Anda, saya telah memberi tahu teman saya bahwa jika saya tidak kembali dalam satu jam, mereka harus bertindak. Jadi, Anda hanya perlu menyembunyikan saya selama waktu itu dan membuat saya terlihat agak kotor sebagai bukti bahwa ada masalah di sini," Bumi mengatakan dengan percaya diri seolah-olah dia telah berhasil menemukan solusi dengan cepat. Dia merasa lebih cerdas dari siapa pun dan dengan penuh keyakinan memberikan gagasan kepada petugas keamanan tersebut.
"Saya rasa saya tidak bisa menyetujuinya. Jika Anda berpikir demikian, itu sama saja menyebabkan nama petugas keamanan menjadi tercemar. Mereka yang memulai keributan mungkin akan menggunakan alasan bahwa kami menculik Anda."