Kita dalam Kehidupan Bumi & Bulan

Sayidina Ali
Chapter #3

Bulan: Menjadi Anak Tanpa Orang Tua

Perempuan yang muncul dalam mimpi Bumi adalah seorang gadis bernama Luh Bulan Ardani Putri, yang sama usianya dengan Bumi. Dia dianggap hilang dalam sebuah tragedi yang mengguncangkan banyak orang. Menurut keterangan para saksi, semua orang yang terlibat dalam kerusuhan melihat Bulan melarikan diri ke hutan belakang rumahnya. Namun, kekacauan yang terjadi membuat orang-orang tidak memperhatikan langkah Bulan yang putus asa. Sayangnya, lima orang berhasil mengejar Bulan dan menangkapnya, tetapi tidak ada yang menyadari hal tersebut.

Luh Bulan Ardani Putri adalah seorang gadis yang diberi nama indah oleh ayah angkatnya, yang merupakan seorang pengusaha kaya. Namanya terinspirasi dari budaya Bali, di mana mereka menemukan Bulan ketika sedang berada di Denpasar. Terdapat perbedaan keturunan antara Bulan dan kedua orang tua angkatnya.

Bulan sebenarnya bukan anak biologis dari pasangan tersebut. Saat mereka bekerja sama dalam suatu proyek yang membuat mereka tinggal di Bali selama dua bulan, pasangan ini menemukan seorang bayi dalam sebuah kamar hotel yang pintunya terbuka. Pada awalnya, ayah Bulan mendengar tangisan bayi, yang semakin keras saat dia mendekat. Ketika dia memasuki ruangan, dia menemukan bayi itu tergeletak tanpa pengasuh dan menangis karena suhu kamar yang terlalu dingin. Ayahnya mengambil inisiatif untuk membawa bayi itu dan melaporkannya ke petugas di sekitar sana. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya hak asuh atas Bulan jatuh ke tangan ayah angkatnya. Meskipun tidak secara resmi, namun mereka merasa ingin memiliki seorang anak ketika mereka masih pasangan yang belum memiliki keturunan.

Mereka, sebagai orang tua angkat Bulan, adalah orang yang sangat baik hati dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan. Ketika Bulan tiba di rumah mereka, dia mendapatkan perawatan yang jauh lebih baik dari yang seharusnya. Kulitnya yang gelap karena kurang terawat berubah menjadi bersih dan cerah. Genetika asli Bulan adalah kulit putih dengan sedikit kekuningan, namun karena pengabaian yang dia alami, kulitnya berubah menjadi cokelat dan kotoran menumpuk karena kurangnya perawatan. Dugaan sementara adalah bahwa Bulan tidak hanya ditinggalkan begitu saja, tetapi dia sudah diabaikan sejak dalam kandungan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi gizi Bulan yang tidak seimbang ketika ditemukan, dengan berat badannya di bawah batas normal untuk seorang bayi. 

Hanya dalam waktu tiga tahun, pasangan orang tua angkat ini telah mengubah Bulan menjadi seorang anak yang cerdas. Selama periode tersebut, kedua orang tua angkatnya memutuskan untuk menyerahkan tanggung jawab pekerjaan kepada asisten mereka, sehingga mereka dapat sepenuhnya fokus pada perhatian dan pengasuhan Bulan yang sangat dinantikan. Pasangan ini sebelumnya telah diberi diagnosa bahwa mereka tidak dapat memiliki anak, sehingga kedatangan Bulan seolah menjadi berkat dari Tuhan sebagai jawaban atas doa yang mereka panjatkan. 

Bulan memiliki kecerdasan yang luar biasa tinggi sehingga dia berhasil diterima di perguruan tinggi tanpa perlu membayar biaya kuliah. Orang tua angkatnya hanya perlu mengatasi biaya hidup, sementara seluruh biaya kuliah ditanggung oleh beasiswa. Mereka dianggap sebagai malaikat yang telah membantu Bulan menemukan takdirnya dan menjauhkannya dari kesengsaraan. Bulan, sebagai permata yang berharga, dapat bersinar dengan sempurna ketika berada di tangan yang tepat.

Namun sayangnya, kehidupan sosial menjadi kelemahan terbesar Bulan. Ketika memasuki dunia perkuliahan, Bulan mengalami kesulitan besar dalam mendapatkan teman. Hingga saat ini, aktivitas sehari-hari Bulan hanya terbatas pada pergi kuliah, mengunjungi kampus untuk mengerjakan tugas, dan kembali ke rumah untuk beristirahat. Beruntungnya, perguruan tinggi yang dipilihnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Namun, tampaknya keberuntungan tersebut akan menjadi sumber penderitaan di masa depan. 

Lihat selengkapnya