Satu hal yang membuat Bulan jatuh hati pada pandangan pertama kepadaa Bumi adalah kecerdasan dan keberaniannya dalam memimpin tindakan. Selain itu, Bumi sering mengungkapkan pemikiran-pemikirannya yang didukung oleh teori-teori universal. Hal ini membuat namanya semakin dikenal oleh banyak orang, termasuk Bulan. Melalui proses tersebut, Bulan mulai mengenal sosok yang bernama Guntur Bumi, yang lebih dikenal dengan sebutan Bumi.
Ada satu keinginan yang selalu mengemuka dalam hati Bulan ketika menyukai Bumi. Bulan berharap suatu hari nanti dapat turut serta dalam aksi demonstrasi bersama Bumi. Jika harapan itu terwujud, Bulan akan sepenuhnya mendukung Bumi dalam tugas tersebut. Ketegaran hati Bulan langsung terpukul saat Bumi tiba-tiba muncul dalam hidupnya, membuat Bulan yang sebelumnya keras kepala menjadi luluh.
Dalam suatu forum, Bumi menjadi pembicara utama. Bulan dan empat teman lainnya turut hadir dalam acara tersebut. Mata Bulan tidak dapat berpaling dari Bumi yang begitu berkarisma. Di forum tersebut, Bumi menjelaskan tentang pentingnya mengikuti prosedur menyuarakan pendapat yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
"Teman-teman yang hadir di sini, saya akan menyampaikan beberapa prosedur yang tepat jika kalian ingin menyuarakan gagasan atau keresahan kalian. Sebagai demonstran, kita tidak dapat secara tiba-tiba mengeluarkan suara di depan umum tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas keamanan setempat. Dalam sebuah aksi demo, kita perlu menentukan poin-poin yang ingin disampaikan, menentukan waktu pelaksanaan demo, dan memastikan keamanannya," ucap Bumi di hadapan banyak penonton. Ucapannya terhenti sejenak saat matanya melirik ke arah penonton. Matanya seolah-olah mengamati sekitar, dan tiba-tiba mata Bumi bertemu dengan mata Bulan yang telah memperhatikannya sejak tadi. Bulan terkejut dan segera memalingkan wajahnya, sementara Bumi mengubah arah pandangannya ke arah lain. Kemudian, Bumi melanjutkan ucapannya, "Terakhir, hal ini sangat penting bagi banyak orang. Banyak dari kita yang memulai demonstrasi namun berakhir dengan kerusuhan. Dampaknya merugikan masyarakat sekitar, dengan adanya sampah, kerusakan properti, dan tindakan vandalisme di mana-mana. Oleh karena itu, jika kita ingin suara kita didengar, kita harus memperbaiki cara kita menyuarakannya. Dengan begitu, orang-orang akan dengan senang hati mendengarkan apa yang ingin kita sampaikan."
Semua orang bersorak dan bertepuk tangan saat kalimat terakhir dari Bumi mencapai puncaknya. Acara tersebut ditutup dengan teriakan bangga dari penonton kepada Bumi dan para pembicara lainnya yang telah berpartisipasi dalam acara tersebut. Bumi kemudian turun dari panggung dan mendekati para penggemar dan rekan-rekannya yang juga penulis. Bulan yang melihat Bumi turun dari panggung segera berlari untuk bertemu dengannya. Usaha Bulan tidak sia-sia, setelah melewati kerumunan orang, Bulan akhirnya berhasil mendapatkan tanda tangan dari Bumi. Saat memberikan tanda tangan, Bumi sempat bertanya kepada Bulan tentang namanya.
“Siapa namamu?” tanya Bumi sambil memberikan tanda tangan.
“Bulan Ardani.”
“Wow, sepertinya nama kita ditakdirkan untuk berpasangan, ya.” canda Bumi kepada Bulan, yang membuat Bulan tersenyum malu.
Bumi kemudian memberikan buku yang telah ditandatangani kepada Bulan, lalu melanjutkan langkahnya menjauh. Bumi melanjutkan perjalanannya menuju keluar, sementara Bulan menjadi pusat perhatian keempat temannya. Mereka memberikan tatapan sinis karena Bulan berhasil berinteraksi dengan Bumi.