Kita dalam Kehidupan Bumi & Bulan

Sayidina Ali
Chapter #9

Bumi: Penghianat

Mobil berwarna hitam melaju dengan sangat kencang. Lajunya sangat tidak beraturan, terkadang rambu-rambu tidak diikuti. Namun, tidak ada yang akan menangkapnya. Sebab, semua sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Bahkan, kali ini mobilnya berjalan di rute lawan arah, karena di lajur kiri sedang dipenuhi kemacetan.

Mobil itu kini sudah sampai di tujuannya. Sebuah gudang yang memiliki pintu sangat besar, yang jika dilihat sekilas, mungkin gudang ini adalah bekas penyimpanan bus-bus atau bisa jadi pabrik yang sudah dikosongkan. Atau mungkin merupakan gudang penyimpanan barang atau tempat penyimpanan bagi sebuah perusahaan.

Tiga orang keluar dari mobil. Orang pertama keluar dari pintu kanan depan, dia adalah supirnya. Orang ini memegang peran besar dalam menyetir mobil yang ugal-ugalan seperti tadi. Kemudian dari pintu kanan kedua, keluar seorang pria dengan kacamata hitam, rambutnya sedikit kecoklatan. Ini adalah orang misterius yang sempat berbicara dengan Bumi untuk bernegosiasi. Dan dari kemudi kiri depan keluar seorang gadis yang sangat cantik. Sepertinya dia adalah orang yang dilihat oleh Bulan tadi. Dia berperan besar dalam membantu menyembunyikan Bumi, Kimat, dan Bintang. Sebenarnya dia tidak mengangkat, melainkan memastikan bahwa tidak ada yang mengenalinya, karena yang mengangkat adalah dua orang yang sebelumnya. 

Supir itu berjalan mendekati sebuah pintu besar. Dia masuk melalui pintu kecil yang merupakan bagian dari pintu besarnya. Setelah berada di dalam, kali ini dia membuka pintu besar itu dari dalam. Pintu berwarna biru itu terbuka dan ternyata itu adalah gudang penyimpanan kendaraan. Sepertinya semua dugaan tadi salah. Kini semuanya masuk ke dalam termasuk mobil tadi.

Bumi tidak benar-benar tertembak. Pada saat suara tembakan pertama itu membuatnya terkejut dan menghindar, lalu tembakan kedua mengenai lengannya sedikit. Itu hanya membuat bajunya robek dan menggoreskan lengan kanannya. Namun, jatuh dari ketinggian membuatnya tidak sadarkan diri.

Saat ini mereka bertiga sudah dipindahkan dari mobil ke sebuah ruangan yang tidak diketahui keberadaannya. Namun, di ruangan itu hanya ada mereka bertiga yang terikat dan tergantung ke bawah. Kaki mereka diikat ke atas dan kepala mereka di bawah. Hal tersebut membuat peredaran darah mereka menjadi tidak teratur.

Kemudian, Bumi terbangun. Dia segera berkata, "Sial. Di mana ini?"

"Aku tidak tahu, tetapi yang pasti kita sudah di sini sangat lama," jawab Kimat yang rupanya sudah terbangun sejak tadi.

Bintang hanya terdiam dan tidak memberikan tanggapan apa-apa. Dia terlihat seperti orang yang sudah putus asa dengan situasi yang ada.

Bumi adalah orang terakhir yang sadar di antara mereka bertiga. Bumi merasa sangat sulit untuk menoleh karena kepalanya benar-benar pusing. Ini adalah dampak dari posisi terikat mereka seperti ini. Sepertinya mereka sengaja melakukannya untuk membuat mereka bertiga pusing.

"Berapa lama kita di sini?" tanya Bumi kepada Kimat.

"Tidak tahu pasti. Tapi yang pasti, setiap lima jam akan ada orang yang datang ke sini dan dia selalu memastikan apakah kamu sudah sadar atau belum," jawab Kimat dengan nada yang terdengar bosan.

"Kamu tahu siapa orang itu?"

"Sejak kapan aku tahu orang-orang yang terlibat denganmu," jawab Kimat dengan tatapan kesal.

Bumi kali ini terdiam dan memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian Bumi berkata, "Sebelum ini, rasanya aku sudah menyiapkan rencana dengan matang. Kita sudah berhasil melemahkan ekonomi negara ini. Terakhir, kita hanya perlu melakukan demonstrasi, dan semua yang dia inginkan berhasil."

"Dia siapa yang kamu maksud?" tanya Kimat.

“Seorang misterius yang menginginkan hal ini terjadi. Orang yang namanya aku tidak tahu,” kata Bumi.

Lihat selengkapnya