"Ketika mendengar suara tembakan, aku langsung terdiam dan tidak dapat berpikir apa-apa. Pada saat itu, aku sedang mengikuti sebuah demonstrasi dengan tujuan ingin memberikan kejutan pada Bumi. Namun, ketika Bumi baru saja mengucapkan beberapa kata, tiba-tiba terdengar dua suara tembakan. Dan tepat setelah suara tembakan itu terdengar, Bumi pun terjatuh. Siapa yang tidak akan berprasangka buruk ketika berada dalam kondisi seperti itu? Begitu juga dengan diriku yang malah memikirkan hal-hal yang aneh. Aku berharap Bumi baik-baik saja saat itu. Kemudian, setelah berpikir lama dan melamun, aku langsung bergegas menuju ke tempat jatuhnya Bumi. Di sana, aku melihat Bumi dan dua orang lainnya dibawa oleh seseorang." ucap Bulan, yang bercerita tentang kejadian yang dialaminya.
"Siapa yang kamu lihat itu?" tanya Laras dengan ingin tahu.
“Senja,” ucap Bulan dengan tegas. Kemudian tidak lama, Bulan melanjutkan ucapannya, “Aku benar-benar melihat dengan mata dan kepalaku sendiri bahwa teman kita, Senja, memasukkan Bumi dan temannya itu.”
“Senja yang melakukan itu? Kamu tidak bercanda padaku, kan? Aku tahu kamu punya komunikasi yang kurang baik dengannya, tetapi hanya karena itu kamu tidak punya hak untuk menuduh dia melakukan hal seperti itu. Itu sama sekali terdengar tidak masuk akal,” ucap Laras yang mencoba mencermati cerita Bulan.
“Lalu bagaimana bisa kamu ingin memberikan kejutan kepada Bumi sampai membahayakan nyawamu sendiri? Lagipula, Bumi tidak akan mengenalmu yang baru saja berjumpa satu kali itu. Hanya dengan bermodalkan dia menanyakan namamu, bukan berarti dia akan mengingatmu,” ucap Laras yang terlihat kesal karena tindakan Bulan membahayakan keselamatannya sendiri.
“Kamu tidak tahu yang sebenarnya terjadi. Aku dan Bumi beberapa hari lalu sempat bertemu di danau belakang gedung perkumpulan mahasiswa. Di sana, aku menemukan Bumi yang sedang termenung. Aku menghampirinya dan kita menghabiskan waktu sampai petang untuk bertukar cerita,” jelas Bulan karena Laras salah menilai ucapannya.
“Kamu benar-benar serius mengatakan itu?” Laras terkejut mendengar cerita dari Bulan.
“Untuk apa dalam keadaan seperti ini aku berbohong kepadamu.”
"Pantas saja kamu mengkhawatirkan keselamatannya dibandingkan dengan keselamatanmu sendiri. Kemudian, tentang Senja, aku memang tidak pernah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Tetapi, aku tidak bisa membayangkan apa motif dari Senja melakukan ini kepada Bumi? Bukannya setiap kali kamu cerita tentang Bumi, dia selalu mencela,” tanya Laras yang penasaran kenapa Senja harus terlibat dalam hal seperti ini.
“Mungkin karena dia membenci Bumi karena dekat denganku. Atau mungkin Senja tersinggung karena Bumi mengabaikannya?” duga Bulan dengan masuk akal baginya.
“Memangnya untuk apa Senja menghubungi Bumi?”
“Bagaimana kalau dia diam-diam suka pada Bumi?” ucap Bulan yang sangat yakin dengan dugaannya.