Kita dalam Kehidupan Bumi & Bulan

Sayidina Ali
Chapter #13

Bumi: Situasi Kondusif

Bintang kali ini dibawa oleh kelompok itu kembali ke gudang. Matanya ditutup oleh kain yang membuatnya tidak bisa melihat banyak. Setelah sampai, Bintang diikat di sebuah kursi dengan tangan terikat di belakang punggungnya. Kemudian penutup matanya dibuka, dan di hadapannya berdiri seorang pria tinggi besar. Itu adalah orang misterius yang sebelumnya telah membanting Bintang dan memukul Bumi.

"Kemana larinya teman-teman Anda?" tanya pria tersebut dengan nada yang sangat tegas. Sepertinya mereka tidak berhasil menangkap Bumi dan Kimat.

"Tidak mudah menangkap mereka. Orang-orang seperti kalian ini hanya sebutir pasir di pantai, sebelumnya kita sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini. Akan sulit mengalahkan mereka dengan keahlian dan pengalaman yang tinggi," jawab Bintang dengan percaya diri.

"Percaya diri sekali, ya? Padahal sudah jelas-jelas kalian tertangkap dan terkecoh dengan sangat mudah. Lalu mengapa anda masih menyombongkan diri?" tanya pria misterius tersebut.

"Keberhasilan mereka menangkap kami hanyalah kesalahan kecil. Tanpa Bumi, rencana Anda tidak akan berhasil, bukan? Sejak awal saya sudah mencurigai bahwa kerjasama antara Bumi dan Anda terjadi secara ilegal. Itulah sebabnya saya selalu mengamati setiap langkah Bumi. Anda memberikan uang sebagai pancingan agar Bumi mempercayai Anda. Sungguh strategi yang cerdas. Dengan begitu, Anda hanya duduk manis dan menerima hasilnya. Tiba-tiba sekarang Anda menangkap orang yang sudah membantu kami, apakah itu tidak layak disebut pengkhianatan? Dan itu suatu tindakan yang bodoh," jelas Bintang dengan tegas.

Pria misterius itu kemudian menghargai analisis cerdik dari Bintang dengan bertepuk tangan. Namun, dia tidak tinggal diam dan mulai memukul Bintang berkali-kali. Kini Bintang tidak bisa membuka matanya lebar-lebar karena rasa sakit. Pria misterius itu mengambil sebuah besi pemukul dan bersiap untuk mengayunkannya.

"Ucapkan selamat tinggal kepada dunia," ucap pria misterius itu sambil mengayunkan besi pemukul.

Bintang tersenyum untuk terakhir kalinya.

BRUK!! BRUK!! BRUK!!

***

Bumi tengah mengamati tempat tinggalnya. Di sana sudah ada banyak sekali orang-orang yang pakaiannya sama persis digunakan oleh orang-orang yang mengejarnya tadi. Bumi menyebut mereka sebagai pasukan hitam, karena rata-rata menggunakan baju yang didominasi oleh warna hitam.

“Situasi saat ini semakin kacau saja. Mereka sepertinya sudah berhasil menemukan tempat tinggalku. Mereka nampaknya sangat berkeinginan untuk membunuhku,” ucap Bumi dengan cemas.

“Benar, aku tidak menduga mereka bisa mengetahui identitasmu dengan begitu mudah. Terlebih lagi, sepertinya mereka tidak hanya ingin menangkapmu,” tanggap Kimat, memperhatikan situasi dengan serius. “Apakah kamu punya rencana baru?”

Lihat selengkapnya