KITA DI WAKTU ITU

mahes.varaa
Chapter #13

TUKAR TEMPAT DUDUK

Sejak terbukanya Junita akan masalah yang sedang dihadapi keluarganya, Junita kemudian ikut belajar bersama dengan Mei, Agus dan Julian. Dan sebagai bayaran karena Mei mau mengajarinya, Junita membawa dua bekal makan siang di mana satunya adalah milik Mei. Junita merasa tidak enak membuat Mei mengajari dirinya dan di saat yang sama mengajari Julian dan Agus. Jadi sebagai bayaran kecil, Junita meminta ibunya membuat dua bekal makan siang: satu untuk dirinya sendiri dan satu lagi untuk Mei.

“Kenapa cuma Mei?” Agus protes melihat bekal makan siang Mei yang dibawakan oleh Junita.

“Ini bayaranku karena Mei sudah mengajariku. Kamu nggak boleh protes, Gus!!”

Mei yang tidak tega melihat Agus ngiler karena bekal makanan Mei dari Junita, akhirnya memberikan tawaran pada Agus. “Mau makan bareng, Gus??”

“Lihat!! Mei-teman dudukku ini baik sekali!” Agus menatap Mei dengan mata berbinar sebelum akhirnya memberikan lirikan kepada Junita dan membuka mulutnya lebar-lebar meminta suapan dari Mei.  

“Maaf sekali jika aku tidak sebaik Mei, Gus!!! Aku dan Mei adalah orang yang beda. Kamu nggak bisa nyamain aku dengan Mei!” Junita membalas dengan nada ketusnya sembari memakan bekal makan siangnya.

Mei menyikut Agus karena ucapan Agus yang dinilai Mei, sedikit jahat. “Cepat minta maaf, Gus! Kata-katamu tadi sedikit jahat, Gus!”

Merasakan sikutan Mei dan melihat Mei menolak menyuapinya makanan, Agus sadar jika ucapannya barusan adalah sesuatu yang salah. Mei adalah anak dengan kepribadian baik dan Agus kenal baik kepribadian Mei. Jadi agar Mei mau memberinya makan, Agus harus meminta maaf pada Junita.  “Junita tersayang, jangan marah yahh! Aku kan nggak sengaja!! Aku cuma asal bicara kok!!!”

“Kamu benar-benar, Gus!!” Junita menatap tajam ke arah Agus. “Kalau Mei yang bicara, kamu selalu menurut. Coba aku yang bicara??”

Hubungan pertemanan Mei dengan Agus, Julian dan Junita semakin hari semakin dekat. Ditambah dengan waktu belajar bersama, Mei bersama dengan tiga temannya semakin dekat seolah tidak pernah terpisahkan. Hari demi hari berlalu dengan cepat, bulan demi bulan juga berganti dengan cepat. Tanpa terasa, caturwulan dua berakhir.

“Liburan nanti, mau main bareng?” Agus dengan tiba-tiba mengatakan ide di kepalanya kepada Mei, Junita dan Julian.

“Ke mana?” Junita bertanya dengan mata berbinar.

“Kalau jauh-jauh, aku nggak bisa ikut. Aku ada pertandingan basket.” Julian yang sibuk dengan pertandingannya langsung memberikan pendapatnya.

“Aku juga nggak bisa jauh-jauh. Aku harus ikut Julian untuk mengambil foto pertandingan tim basket.” Mei juga angkat bicara.

“Nggak usah jauh-jauh kalau gitu. Main di dekat sini saja dan pilih hari di mana Julian nggak bertanding. Kalau Julian sedang bertanding, kita tentu harus datang dan mendukung!”

Mendengar ucapan Agus yang benar, Mei, Julian dan Junita akhirnya setuju untuk menghabiskan beberapa hari libur bersama. Dari menonton pertandingan Julian, menonton film di bioskop, bermain di wahana Dufan dan sekedar nongkrong di Yogya Plaza. Jika sebelumnya Mei tidak menerima pekerjaan kecil dari Pak Rendra, mungkin Mei tidak akan bisa ikut bermain bersama dengan Julian, Agus dan Junita. Berkat pekerjaan dari Pak Rendra yang cukup menghasilkan uang, Mei akhirnya bisa ikut bermain bersama dengan Julian, Agus dan Junita dan membuat kenangan bersama di waktu liburan.

Menghabiskan waktu dua minggu liburan nyaris bersama, tanpa terasa liburan berakhir dan caturwulan ketiga dimulai.

Lihat selengkapnya