Hari-hari selanjutnya, Raynold mengirim pesan terlebih dulu pada Icha sebelum menelepon. Seringnya, gadis itu tidak membalas pesan. Untuk langsung menelepon, Raynold merasa tidak enak karena ia tidak ingin membuat Icha bertambah marah. Padahal ia sendiri juga sembunyi-sembunyi untuk bisa mengirim pesan dan menelepon gadis itu, tetapi saat ini ia hanya bisa bersabar.
Sebenarnya Icha merasa malas untuk membalas pesan dari Raynold. Herannya meski tidak ditanggapi, pemuda itu terus saja mengirim pesan.
'Ah, biar saja, nanti juga bosan sendiri,' gumam gadis itu dalam hati.
"Icha, ada SMS masuk tuh," tegur sang ibu saat gadis itu entah kerasukan angin apa membantu dia memasak. Biasanya Icha hanya mengurung diri di dalam kamar sambil memutar musik.
"Malas, Bu," jawab gadis itu singkat.
"Icha, anak gadis itu nggak boleh galak-galak. Nanti yang mau dekati pada takut," tutur bu Ningsih lembut sambil tersenyum.