Dendam melahirkan banyak kisah. Bahkan sejarah kehidupan manusia pun bermula dari dendam. Ketika iblis dendam kepada Adam- Hawa, maka mulailah tipu daya dilakukan, sehingga Adam- Hawa harus turun ke Bumi.
Sejarah dendam tidak berhenti disitu. Dendam yang berlumuran darah pun terjadi pada Qabil dan Habil, anak dari Adam-Hawa.
Qabil membunuh saudaranya sendiri, Habil, karena kurban dia tidak diterima Tuhan. Yang diterima Tuhan adalah kurban-nya Habil, sehingga Qabil pun dendam.
Ini kisah pembunuhan pertama di muka bumi. Sebuah dendam yang mengalirkan darah.
Kemudian rangkaian sejarah umat manusia pun mencatat kisah-kisah dendam berdarah selanjutnya dalam lembaran-lembaran gelapnya. Peperangan, pembunuhan, dan penghianatan. Kekuasan tumbang dan berdiri dibangun dari tetesan-tetesan dan, bahkan, banjir darah.
Berapa banyak raja yang dibunuh dan terbunuh dalam sejarah? Dan berapa banyak juga yang menggantikannya?
Kemudian dendam berulang memainkan peran. Keluarga yang dibunuh menjadi pembunuh selanjutnya karena membalas dendam. Membunuh – dibunuh, membunuh - dibunuh, membunuh – dibunuh. Demikian seterusnya. Seperti masuk dalam lingkaran setan dendam.
Mpu Gandring dibunuh Ken Arok. Ken Arok dibunuh Anusapati. Dan, akhirnya Anusapati dibunuh Tohjaya.
Kerajaan Singosari di masa pemerintahan Raja Tohjaya tidak segemilang Raja Anusapati. Dan lebih jauh lagi jika dibanding dengan masa pemerintahan ayahnya, Ken Arok.