Lembah Gunung Kawi. Di lembah itu berdiri sebuah padepokan silat yang dipimpin oleh Ki Badra.
Ki Badra adalah seorang pendekar terkenal. Ilmu silatnya sedemikian tinggi, hanya ada beberapa orang di dunia persilatan yang bisa menandinginya. Itu pun bisa dikatakan hanya bertahan, tanpa mampu menyerang.
Pada waktu itu ada empat orang yang memiliki ilmu silat yang sangat tinggi di tanah Jawa. Mereka mendapat julukan : Empat Datuk Persilatan.
Mereka merupakan empat orang datuk persilatan di tanah Jawa. Kepandaian keempatnya sudah tak terukur lagi.
Ki Badra di dunia persilatan di kenal dengan julukan Harimau Besi.
Sebetulnya tidak terlalu aneh kenapa Ki Badra memiliki ilmu silat yang sangat tinggi. Karena Ki Badra adalah murid pertama dari Ken Arok! Ketika Ken Arok belum lagi menjadi raja pertama Singosari.
Dari hasil perkawinannya dengan Kanistha , adik dari Pendekar Seribu Bunga -- yang juga merupakan salah satu dari Empat Datuk Persilatan-- dia dikaruniai seorang anak perempuan.
Anak perempuan itu kini berusia 17 tahun, bernama Kamala. Kamala tumbuh menjadi gadis yang periang dan penuh semangat hidup. Sifatnya agak bandel dan suka menjahili orang.
Kamala mewarisi langsung ilmu-ilmu silat tinggi, baik dari bapaknya maupun dari ibunya.
Ki Badra kini sudah menginjak usia lima puluh tahunan. Dia hidup damai di Lembah Gunung Kawi.
Kegiatan sehari-harinya, selain mengajar silat di padepokan yang dia dirikan, Ki Badra juga bercocok tanam dan memelihara beberapa hewan ternak. Dibantu oleh para muridnya.
Dari hasil bercocok tanam dan memelihara hewan ternak inilah mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Sepertiga mereka pakai, sepertiga disimpan, dan sepertiga lagi mereka jual ke dusun-dusun sekitar Lembah Gunung Kawi. Hasil penjualannya dibelikan barang-barang keperluan sehari-hari.
Padepokan itu diberi nama Padepokan Harimau Besi. Sesuai dengan julukannya.
Ada puluhan murid, laki-laki dan perempuan, yang tinggal di padepokan Harimau besi. Mereka rata-rata berusia 15 sampai 18 tahunan.
Mereka kebanyakan anak-anak dari keluarga korban perang ketika Singosari berperang dengan kediri. Mereka semua berasal dari Desa Ngabab. Desa tempat ibunya Kamala berasal.
Para murid itu belajar dan bermain bersama dengan Kamala.
Seperti pagi itu. Kamala asyik bermain dengan empat orang saudara seperguruannya di luar padepokan.