Setelah menempuh perjalanan beberapa pekan, ketiganya makin tambah akrab saja. Gardapati, Kamala, dan Lindri.
Kemudian sesuatu pun terjadi dalam diri Lindri. Sebuah perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Lindri merasakan sesuatu yang aneh pada perasaannya.
Ada perasaan yang timbul pada diri Lindri terhadap Gardapati! Sebuah perasaan: sayang, ingin dekat, dan ingin diperhatikan.
Ada getar-getar asmara yang timbul akibat lama bersama.
Perasaan itu makin lama makin berkecamuk. Antara ingin diungkapkan dan dipendam. Bukan sifat Lindri untuk mengatakan hal itu pada Gardapati. Dia sangat pemalu, apalagi untuk hal yang satu itu.
Gardapati dapat merasakannya. Tetapi hatinya sudah kadung tertambat pada Kamala.
Kamala adalah seorang perempuan yang luar biasa. Dia memiliki perasaan dan cara berpikir yang sangat berbeda dengan perempuan-perempuan lainnya.
Dia menganggap Lindri bukan hanya sebatas sepupunya. Lebih dari itu. Dia sudah menganggap Lindri adiknya. Saudaranya kandungnya sendiri. Apapun yang membuat Lindri bahagia pasti dia akan usahakan.
Kamala bukan tidak tahu perasaan Lindri pada Gardapati. Dia tahu dan juga bisa merasakan. Hati seorang perempuan memang memiliki kepekaan tersendiri.
Dugaan Kamala pun diperkuat oleh sebuah tulisan yang dibuat Lindri pada sebuah kitab yang selalu dia bawa untuk ditulisi sepanjang perjalanan.