KITAB BUMI LANGIT

Ade Imam Julipar
Chapter #22

PERTARUNGAN DEMI PERTARUNGAN

 

Di dalam benteng terlihat pertempuran dari beberapa orang.

Panglima Pranaraja berhadapan dengan Gagak Kembar Dari Alas Roban.

Mereka bertarung di tengah-tengah pasukan yang sedang berperang.

“Rasakan seranganku!” teriak Pranaraja sambil menerjang ke arah Wanto. Sambaran golok besarnya berdesing kencang mengarah ke leher Wanto.

Melihat datangnya serangan, Wanto langsung menyambut dengan menangkis menggunakan goloknya.

“Criiing.....!” Terdengar suara golok beradu di udara.

Pranaraja langsung menyusulkan serangan dengan gerakan membabat ke arah perut.

“Triiiing.....!” kembali Wanto menangkis serangan itu sambil goloknya dia gerakkan untuk menyerang ke arah dada Pranaraja.

“Haiiiittttt.....!” teriak Wonta ikut bergabung dengan saudara kembarnya menyerang Pranaraja.

Perkelahian pun menjadi semakin seru. Pranaraja dikeroyok oleh Gagak Kembar Dari Alas Roban.

Ketiganya mengeluarkan jurus-jurus andalan mereka.

“Kraaakkkk.....!” terdengar suara tulang bahu kiri Pranaraja terkena sabetan golok Wanto.

Tubuhnya langsung limbung.

Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, Wonta pun langsung menerjang Pranaraja yang sedang terhuyung-huyung dengan goloknya.

Serangan kali ini sangat mematikan.

Golok besar Wonta menyambar dada kiri Pranaraja.

“Craakkkk…..!” Sambaran golok Wonta bersarang di dada kiri Pranaraja. Tubuh Panglima Singosari itu roboh bersimbah darah. Tewas seketika.

***

Gardapati kini berhadap-hadapan dengan perwira tinggi besar dengan codet di pelipis kiri itu.

“Engkau ingat tidak pada sepasang suami istri yang telah engkau bunuh di Desa Ngabab?” tanya Gardapati dengan penuh kemarahan pada perwira tinggi besar dengan codet di pelipis itu.

Ya, perwira tinggi besar itu adalah pembunuh kedua orang tuanya!

Kini apa yang telah membayang-bayangi pikiran dia sudah ada di depan mata.

Dia akan menuntut balas atas apa yang telah diperbuat oleh perwira tinggi besar itu.

Lihat selengkapnya