Gayatri menatap tamunya dengan penuh kebingungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Permintaan tamunya itu sungguh diluar dugaan.
“Aku minta waktu barang beberapa hari. Karena ini menyangkut masa depanku,” ucap Gayatri lirih.
Pikirannya bermain kemana-mana. Antara senang dengan merasa rendah diri. Dia senang karena akan dipersunting oleh orang dari istana. Dan di pedalaman satu laginya dia merasa tidak pantas. Karena dia hanya seorang sinden dari kalangan biasa.
“Baik. Nanti saya akan sampaikan pada Mahisa Campaka,” jawab pria di depannya itu.
Pria itu bernama Jantaka. Dia orang suruhan Mahisa Campaka.
Jantaka membawa pesan dari Mahisa Campaka yang harus disampaikan pada Gayatri. Pesan itu adalah agar Gayatri bisa datang ke istana untuk bertemu Mahisa Campaka.
Semenjak melihat Gayatri pada pesta di istana, Mahisa Campaka selalu teringat Gayatri. Dia ingin menjadikan Gayatri sebagai istrinya.
“Aku harus bicara dengan ibuku dulu mengenai masalah ini,” lanjut Gayatri pada Jantaka.
“Baik. Aku akan sampaikan pada Mahisa Campaka Tiga atau empat hari lagi aku harap aku bisa mendapatkan jawabannya. Aku akan kesini lagi, Gayatri,” kata Jantaka.
Kemudian Jantaka meninggalkan Jayanti.
Setelah Nyi Bestari datang dari Rumah Bunga, Gayatri pun menyampaikan berita tersebut.
Ibunya tiga hari sekali pulang ke rumah. Dia sibuk mengurus Rumah Bunga. Dia telah dipercaya oleh Panji Patipati untuk semua hal yang bersangkutan dengan Rumah Bunga.
“Aaah….kesini Gayatri, dekat pada ibu,” ucap Nyi Bestari pada Gayatri dengan nada penuh kekhawatiran.
“Ibu akan menceritakan rahasia besar tentang dirimu,” lanjut Nyi Bestari.
Sambil keheranan Gayatri melangkah mendekati ibunya. Duduk di samping.