Kiwi Berlumuran Cokelat Beku

Gia Oro
Chapter #32

Bertukar Teman Sebangku

Mereka melupakan diri sebagai kumbang pemburu kembang. Pun melupakan bikini. Tiga nama perempuan sudah jelas bagi mereka. Sudah ditebak apa motif di baliknya, meski salah satunya telah memiliki pacar.

Pagi-pagi sekali Senin itu mereka menyebar di beberapa titik sekolah yang sekiranya Anggi akan masuk wilayah sekolah. Sementara Kiki, Alya dan Poppy menanti di kantin. Tiga gadis itu ingin pula diikutsertakan, setelah kemarin menerima saran anak-anak Silver Cool untuk membawa Ria ke rumah salah satu dari mereka sebelum dipulangkan ke rumah gadis itu langsung. Menurut anak-anak cowok itu, ayah Ria galak maka dipinta supaya Ria menjadi baik-baik saja ketika pulang.

Dan, sosok yang dinanti tampak. Lima anak Silver Cool dari berbagai arah mengikuti tanpa diketahui orang yang diikuti. Anggi terkejut ketika tiga gadis dari kantin keluar dan menghadang gadis berkuncir kuda itu.

"Ada apa ini?" Anggi terkejut ketika tiga siswi sekelasnya mencegatnya, dan saat akan beralih ke arah lain rupanya dihadang pula oleh seorang lain dari anak-anak Silver Cool. Begitu ke arah-arah lain oleh seorang-seorang lain yang menjadi lima, sampai ia terkepung.

"Lo jebak Ria kalau ada cowok yang suka sama dia?" todong Kiki, ia bersama Poppy dan Alya telah mendengar itu saat Ria beristirahat di rumahnya.

"Na! Pertanyaan cewek lu gak berfaedah! Udah jelas-jelas iya! Langsung aja sih bawa mantannya Yut-tiang ini ke Bu Sondang!" Rully tidak sabaran.

"Rully, tenang," Bayu mengingatkan. Hanya ia dan pacarnya yang terlihat tenang. Memandang kecewa pada sosok di tengah-tengah yang sudah tertunduk. "Lo kerja sama dengan anak geng yang lagi diajak Yuto buat jalanin kegiatan pengakuran, kan? Lo cemburu? Cemburu sama Ria? Iya?"

Gadis berkuncir kuda itu mencengkram rok putihnya. Tangan itu gemetar. Begitu terintimidasi.

"Eh, dedemit, lo ditanya! Lu kalau cemburu sama Ria gak gitu, kampret!" Rully memang tipikal yang tempramen, kesal sekali bilangan detik berlalu begitu saja.

“Rul!!!" Kali ini Ibnu dan Nana serempak ingatkan Rully agar tidak tersulut amarah.

Alya mengembuskan napas melihat si keturunan Arab itu, memaklumi kenapa Rully dan Poppy kerap bertengkar, tidak lain karena Rully yang tempramen dan Poppy yang genit dengan cowok lain. Dan untung saja, sepasang mantan kekasih itu kali ini melupakan diri mereka yang kerap bertengkar bila bertemu, demi Ria. "Oke biar gua aja," giliran ia yang mencoba bertanya pada Anggi. "Nggi, gua tanya sama lu, kenapa lu berencana jahat ke Ria? Lu cemburu?" tanyanya tidak jauh hati-hati berbicara seperti Bayu.

"Ya, bolehlah lu cemburu. Tapi gak gitu juga. Apalagi lu dan Yuto dah putus. Ria gak rebut Yuto saat kalian pacaran juga!" Rafael mencoba bicara dengan nada yang biasa saja, namun tanpa diduganya Anggi berteriak.

"DIAAAM!!!"

"Kuntilanak lu kuntil bapak!" Rully terpaksa berlelucon, karena tidak tahu lagi bagaimana mengumpat, sebab yang diumpati adalah perempuan.

"Ria emang udah rebut Yuto dari gue! Dia hack Yuto! Emang sih gua yang minta dia karena Yuto sering gak balas pesan gua dan kita udah jarang jalan! Gua minta Ria yang ternyata hacker, buat liatin apa Yuto punya cewek lain apa nggak, atau malah balik bikin geng berandal! Tapi apa? Tanpa jawaban yang jelas, Yuto mutusin gue! Ya meski setelah itu dia sering berempat sama Ria, Zidan dan Sugi, tapi apa yang di kelas habis si Hiu ngamuk waktu itu, udah jelasin semua!"

Semua terdiam. Terlebih air mata itu tidak mampu bersembunyi lagi. Anggi tertunduk sesenggukan, mengusap wajahnya. "Dia bukan gadis baik-baik... dia pasti udah cari celah buat tau tentang Yuto setelah hack..."

"Seharusnya lu pastiin ke dia langsung, bukan mencelakai...," Nana berusaha mengingatkan, tetapi Anggi melanjutkan.

"Dia bahkan punya hp dari Yuto!!! Dan... dan...," Anggi hampir tidak mampu berkata-kata, berusaha menahan isak yang makin sesak, "dan Clara nyamperin gua, dia bilang Ria dan Yuto pernah makan berdua di pinggir jalan. Dia dengar dari Sugi pacarnya Ayu yang nanyain itu ke Yuto, karena Sugi liat itu! Itu terjadi saat belum putus!!! Lu semua ketipu sama tampang polos dia! Dia sama aja rendahannya... jilbabnya cuma topeng!!! Kedok!!!"

"...eh gak gitu juga, Nggi!" Ibnu memotong, "gua bisa percaya kalau Ria suka sama Yuto, karena dia pasti juga normal kayak kita--suka lawan jenis, tapi enggak buat jadi rendahan! Dia gak kayak gitu! Jilbabnya bukan kedok!"

"Betul, lu udah kebakar cemburu," Rully kali ini sedikit lebih terkendali. "Kalau emang bener apa yang lu bilang tadi, lu harusnya samperin Ria!"

"Dan lu harus minta maaf ke Ria!" Meski tetap tenang, namun Bayu memasang wajah tegas.

"Minta maaf? Setelah apa yang..."

"Mereka datang!" Rafael tiba-tiba memotong kalimat Anggi, menunjuk tiga orang yang baru masuk wilayah sekolah.

Tiga orang yang mematung.

Ria yang berada di depan, menatap lima cowok dan tiga cewek yang mengelilingi Anggi, dengan wajah datar. Sedang menahan kecewa atas apa yang baru diungkapkan Debby di sampingnya. Tidak sadar Yuto di belakang mendengarkan semua.

"Ria, lu gimana? Gak apa-apa? Apa benar lu udah hacking orang yang di belakang lo itu?" tanya Rully yang tidak sabar menghampiri karena Ria tetap di tempat tidak melangkah.

Ria menoleh mengikuti arah pandang Rully, baru sadar akan sang anak lelaki berponi di masa kecilnya itu. Terkejut, namun tidak tertampil di wajah. Seakan-akan ekspresi mana pun tidak akan bisa mewakili apa pun perasaannya saat ini.

Lihat selengkapnya