Tuduhan itu membuatnya terngiang-ngiang. Meminta izin ke kamar kecil, tak lama mengirim SMS untuk mengikuti ke lokasi dapur. Yuto bersedia ketika dipinta untuk tidak bilang pada Lukman dan Luky yang saat itu bertiga datang menengok dengan penyamaran, bahwa ada yang dibicarakan dari mantan ketua Taring Bandit itu. Didatangi. Tidak perlu heran bila Taka tahu letak dapur, karena dekat dengan kamar kecil. Membelakangi kelihatan mencurigakan. Yuto pun menegur cukup hati-hati, namun tersentak sampai urung akan melihat wajah itu.
"Lu suka Ria, kan?"
Yuto saat itu mengelak. Berkilah. Menertawakan pertanyaan itu. Namun merasa ada yang ganjil dari tawanya, termangu oleh diri sendiri. Dan menjadi seringai penuh kemenangan oleh Taka saat menangkap wajah termangu itu.
"Gua tau kalian saling menyukai. Tapi ternyata saling tidak menyadari."
Yuto menatap Taka, ingin memprotes. Namun mulutnya entah mengapa terbungkam seperti risleting macet yang sulit dibuka. Dan lagi, Taka semakin melebarkan seringai bahkan hampir tertawa oleh wajah itu yang semakin kaget.
"Kalau gua jadi elu, gua bakal suka sama Ria. Karena gua udah paham karakter dia. Dia tulus. Dan gua yakin, dia sakit saat ini karena dia merasa kecewa sama elu, kecewa atas elu yang ternyata pernah punya 'borok'. Tapi gua yakin banget kalau dia juga berada di balik hilangnya akun Ayyub! Kita buktikan nanti! Gua akan nengokin lu lagi setelah gua nengokin dia!"
Yuto tetap diam. Seakan-akan seperti malam festival yang sedang dimarahi Ria, kakinya terpancang bak pohon yang sudah mengakar ke bawah permukaan bumi. Meraba-raba diri secara rasa apakah benar ia menyukai gadis masa kecilnya. Ia bahkan heran, mengapa rasanya tidak seperti saat ingin menempeleng Taka ketika Taka dengan jahil bertanya pada Ria selepas dari kedatangan Pak Shaf pada janji temu menawarkan kegiatan pengakuran ke kubu Luky, apakah Yuto menyukai Ria.
Didalaminya diri, merasakan memang hanya mengkhawatirkan Ria ketika foto-foto tercelanya tersebar di jagat maya, di saat yang sama juga merasa lega karena para gadis gatal sudah mengetahui masa kelamnya.
Sepersekian detik berlalu, terdengar suara dari salah satu yang menjadi tamunya memanggil, dan ia masih belum bisa memastikan apakah benar ia menyukai Ria, sebab rasa bekas memiliki 'borok' begitu pekat. Ia justru makin merasa bersalah, bahwa bilamana benar Ria juga menyukainya, tentu bukan dalam luka perasaan gadis itu saat ini.
"Gak nyangka ya ternyata Lukman dan Marius temenan...," suara Zidan ini menunjukkan lamunan yang sama dengan Yuto yang kemudian tidak menyangka atas tiga pemuda yang menengoknya dan salah satunya adalah Lukman.
Pulpen di tangan Yuto merebah sudah, namun kacamata baca tetap bertengger di atas hidung mancungnya. Menarik napas panjang atas kedatangan tiga pemuda itu kemarin. Setelah mengetahui masa kelamnya dan melapor pada Pak Susilo dan Pak Gilbert, Luky menemui Taka dan menjabarkan perihal gengster di balik foto-foto masa kelam Yuto, meminta maaf atas permusuhan, sebelum kemudian bersama-sama menemui Lukman demi menagih penjelasan atas Stella. Setelah semua diungkapkan, barulah mereka bertiga sepakat menengok Yuto dengan penyamaran untuk berjaga-jaga bilamana ada orang-orang Johnny yang melihat.
Tetapi yang dibicarakan si Monas Padang ini berbeda momen dengan kedatangan Luky-Taka-Lukman, karena Zidan tahu terkait itu dari Taka yang kali kedua menengok bersama Zidan sendiri--untuk melaporkan bahwa memang benar Ria si pelaku yang melenyapkan akun Ayyub.
"Dia gak sadar diikuti Martin ke warnet. Diamati bermain game. Pas keluar warnet, langsung macam kayak orang nodong, nanya 'apa lu tau kakak lu diserang Yongki?', Lukman nengok dan naik pitam tapi dia ingat Martin udah bukan kubu BangBang. Martin sarankan adik Ria itu untuk melepaskan amarah ke Yongki dengan taruhan dengan Marius si junior BangBang. Dan Marius udah didatangi Martin lebih dulu untuk sarankan taruhan dengan Lukman sebagai pengganti tawuran yang tidak terwujud gara-gara kegiatan pengakuran. Lukman yang waktu itu lagi kecewa dengan Luky yang ia kira kerja sama dengan Yongki dan emang belum didatangi ketuanya sebelum kau pastikan apakah benar kerja sama dengan Yongki, terima saja untuk taruhan. Martin menawarkan diri untuk memberi hadiah bagi siapa yang menang, dengan syarat agar dua geng tidak ada yang tahu kalau dua orang dari dua geng bersebrangan melakukan taruhan.
Akhirnya benarlah mereka taruhan. Ya, mirip kisah kau dan Yongki, terus balapan sampai kau jadi anggota geng BangBang. Diam-diam dari dua geng, dua anak junior ini taruhan di warnet. Martin entah bagaimana selalu bisa kasih apa pun bagi siapa yang menang, asal hubungan mereka gak diketahui siapa pun.
Namun pada satu momen tidak libatkan Martin, Marius ajak Lukman ke tempat gym bapaknya. Kebetulan ada mantan kau di sana. Dua anak junior ini bertaruh untuk siapa yang bertahan melakukan olahraga di mesin jalan di tempat--apalah namanya itu, maka diberi kesempatan untuk dekati mantan pacar kau, ah Stella namanya. Adik si Ria Tanjuang inilah yang menang. Gak bisa bertukar nomor hp karena Lukman gak punya hp, Stella tapi datang lagi besoknya, dan Marius seakan sudah berteman dengan Lukman, mengisyaratkan untuk dekati lagi Stella. Bahkan komporin biar jadian!"
Yuto menaikkan sebelah alismatanya terhadap Zidan yang sudah ia paparkan tentang masa kelam sampai foto-foto laknat itu tersebar. "Dan satu momen ketemuan lagi, tuh Indo masang muka muram, ngaku abis ketemu mantan yang udah bikin dia hamil di luar nikah dan nyuruh aborsi. Diliatinlah muka gua, Lukman marah! Lukman ulur waktu mau ke festival karena janjian dengan Stella untuk temui gua. Gua mau dilabrak, tapi Stella tarik Lukman dari festival, dan tiba-tiba main cipok aja! Trus bilang 'aku merasa terlindungi sejak ada kamu, aku mau jadi pacar kamu, bantu aku lupakan Yuto!' Najis!"
Zidan tergelak oleh nada berapi-api Yuto yang begitu marah difitnah sang mantan pacar. Padahal tadi ia mengamati si 178 senti itu seperti melamun. "Bahasa Jepangnya najis apa? Hihi!"
"Najis kan kotoran ya. Kotoran ya Unko. Tapi biasanya kalau marah, gak ada sih kosakata itu jadi pilihan kata buat marah-marah."
"Trus apa dong kalau orang Jepang marah? Saya cuma tau Bagero saja. 'Sialan' kan artinya?"
"Iya. Dah itu aja lu tau. Gak usah tau yang lain. Ntar gua kayak kasih aliran sesat lagi!"
"Ya enggaklah, Yutti!!! Hihi!" Zidan menikmati sekali wajah marah Yuto terhadap Stella. Selang setelahnya, wajahnya seperti memikirkan sesuatu. "Tapi akhirnya Martin tahu hubungan Lukman dan Stella... barulah dikasih tau kalau Stella adalah orang-orangnya Johnny yang udah pasti bakal mata-matain Lukman demi orang-orang kita para penggiat pengakuran. Tapi, saya merasa khawatir setelah Lukman bersedia untuk jadi mata-mata terhadap Stella. Ya, meski kemudian Marius akhirnya kaget atas fakta Stella dari Martin dan minta maaf atas kesalahannya sebelumnya ke Lukman, bilang ingin permusuhan disudahi dan temenan diam-diam. Anak-anak junior BangBang rupanya gak tau kalau geng mereka dinaungi organisasi ilegal. Tapi atas kau yang sekarang sedang diskors dan semua yang dipaparkan Lukman, kenapa Martin tidak pula datang menengok kau ya?"
Yuto tepekur. Sudah didatangi ia oleh para guru yang ingin menengok, bilang percaya atas dirinya yang sudah bertaubat. Sudah pula Pak Gilbert dan Pak Susilo datang menengok, meminta konfirmasi atas apa yang dilaporkan Luky, dan mengatakan akan segera mengusut beberapa sekolah yang beberapa siswa-siswinya adalah anggota geng yang dinaungi Johnny, bahkan rumah Paman Lionel yang ditinggali saat ini diawasi oleh beberapa polisi yang menyamar. Sudah juga para anak OSIS dan beberapa anak Rohis datang menengok, memberikan dukungan moral. Tiga anak Myujikku bahkan Clara turut pula menengok, namun sosok Martin tidak ada diantara mereka.
Saat menengok bersama Andrew dan Glen, Clara baru minta maaf atas Ria, minta maaf pula karena telah membuat Yuto diusir sebab sebelumnya gadis itu ke rumah Yuto dan menanyakan apakah Miharu sang ibu tahu perihal putra yang mualaf.
Kaa-san terkejut bukan kepalang setelah memeriksa kamar putranya. Berkata, padahal ingin beri kejutan pada si semata wayang bahwa ia tengah hamil calon adik. Akan menikah dengan calon ayah tiri, namun terpaksa akhirnya setelah mengusir si semata wayang, Miharu sang ibu pergi ke Jepang untuk menikah di sana.
Yuto sudah tidak bisa memasang ekspresi apa pun setelah mendengarkan itu dari Clara, bukan dalam kecewanya lagi pada sang kaa-san, merasa pantas saja perutnya ibunya terasa keras dan membesar.
Ya, sudah berselang-seling pikiran Yuto selama diskors, kadang terpikirkan Ria yang kecewa, kaa-san yang tidak peduli, pengakuan Lukman, dan Martin yang entah mengapa pula menjadikan Marius dan Lukman berteman meski itu memang bukan hal yang buruk. Dikatakan oleh Andrew dan Glen, Martin seperti memberikan bentang dengan mereka.
Mungkin sedang menyusun pengkhianatan, kah? Yuto berpikir kubu BangBang sudah mengetahui Marius didekati Martin, dan mungkin sudah menemui dan membujuk atau mengancam sesuatu terhadap Martin. Terlebih Marius juga sama nihil kabar dengan Martin, selain Lukman yang menengok bertiga dengan Luky dan Taka, menceritakan pertemuan dengan Stella. Namun tidak, tidak bisa prasangka terhadap Martin dan Marius disemayamkan ke dalam diri, Yuto harus sabar menanti. Meski risau tidak bisa dipungkiri.