KKN

ine dwi syamsudin
Chapter #18

DAY 17

Adzan terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Suara itu terbawa angin sehingga sebentar ada lalu mengecil dengan sendirinya. Suasana sunyi malam pun berganti dengan damainya waktu subuh yang menggetarkan jiwa. Ucapan Assholatu khoirum minannaum membuat hati yang diberi hidayah merasa terketuk. Melawan rasa kantuk yang menggelayuti kelopak mata untuk lebih memilih bersujud kepada Sang Pencipta.

Seperti biasa, selalu saja Khairil yang terbangun lebih dulu diantara teman-temannya yang lain. Ia juga bertugas membangunkan teman sekelompoknya untuk sama-sama bergegas menunaikan kewajiban sebagai makhluk ciptaan Allah.

“Bangun. Ayo bangun semua. Sudah subuh!” Ia menepuk pundak temannya satu persatu. “Cepetan ayo. Mau pahala banyak nggak!” ucapnya dengan suara berat.

Perlahan, satu persatu anak muda itu bangun. Bergantian cuci muka lalu mengganti pakaian menjadi baju koko juga beberapa dari mereka mengenakan sarung dan kopiah. Tidak menunggu waktu lama, semuanya pun bersiap untuk ke masjid terdekat.

 

***

 

Lagi dan lagi langit pagi di desa Pemagar terlihat mendung. Angin bertiup pelan, namun dinginnya bisa langsung menusuk tulang. Kumpulan awan pun menjatuhkan rintik air dengan ukuran kecil. Gerimis halus itu memberi pertanda cuaca hari ini memang belum bersahabat.

Lihat selengkapnya