KKN

ine dwi syamsudin
Chapter #19

DAY 18

Malam terasa sunyi. Langit gelap tanpa kerlip bintang. Begitu juga dengan bulan yang hanya terlihat separuh dari bentuk aslinya. Beruntung, binatang kecil berbunyi saling bersahut-sahutan dengan jeda yang pendek. Setidaknya suara itu membuat suasana sedikit ramai.

Hembusan angin rasanya menembus tulang. Dingin seperti tertusuk. Khairil menarik resleting jaket yang ia kenakan. Begitu juga dengan Rizki yang memasukkan kedua tangan ke celah kantong jaket baseball berwarna merah maroon pada tubuhnya. Sementara itu, Fachri tampak menggesekkan kedua telapak tangannya sekedar mengusir hawa dingin yang menempel di kulit. Di bagian pojok ruangan, Hari malah menguap beberapa kali karena tiupan angin yang mengusap pipinya yang berisi.

Sheila keluar dari dapur. Ia membawa nampan berisi beberapa gelas kopi dengan asap yang mengepul. Saling berperang melawan udara dingin malam hari. “Nih kopinya,” ucapnya sembari mengulurkan satu persatu gelas tersebut kepada semua teman yang hadir dalam diskusi.

Indah membantu Sheila. Gadis bertubuh besar itu membawa tiga piring camilan pisang goreng. “Silahkan sambil nunggu, kita makan dulu ya teman-teman.”

Betul saja, tidak menunggu waktu lama, sepiring gorengan tersebut telah lenyap tak bersisa. Udara dingin memang membuat cacing-cacing ikut tak karuan di dalam perut. Pantas saja jika tangan-tangan itu saling berebut.

Sementara itu, seorang perempuan dengan jaket jeans sobek tersampir di pundaknya terlihat menghampiri beranda rumah. Ia memberi salam sembari tersenyum ke arah Khairil. Ia masuk perlahan dan ikut duduk di forum tersebut. Gadis berkuncir itu duduk di bagian pinggir, di sebelah Ayu.

Lelaki berparas Arab itu berdeham. Matanya mengitar ke sekeliling, layaknya mengabsen satu persatu temannya. Karena ia tidak ingin memulai diskusi sebelum semua teman KKN satu kelompoknya lengkap. Setelah laki-laki itu rasa semua wajah hadir, ia segera membuka obrolan.

“Baik teman-teman sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih atas ketersediaan waktu teman-teman semua untuk hadir pada rapat kali ini. Apa teman semua sudah tahu alasan kita semua hadir malam-malam begini?”

Semuanya menggeleng. Mereka saling menatap teman di sebelahnya.

Khairil menghela napas. “Baik, saya beritahu ya.” Ia berdeham kemudian melanjutkan. “Karena saya mendapat kabar untuk memberitahu teman-teman semua bahwa KKN kita akan segera berakhir.”

“Hah, maksudnya gimana?” ucap Neisya spontan.

“Iya nih, maksud lo gimana. Kenapa bisa berakhir. Program KKN kan selama dua bulan. Bener nggak guys,” lempar Rizki kepada temannya yang lain.

Lihat selengkapnya