KKN

ine dwi syamsudin
Chapter #21

DAY 20

“Satu putaran lagi ya.” Risma mempercepat langkahnya. Napasnya terengah-engah. Beberapa kali ia menyeka keringatnya pada dahi menggunakan sapu tangan.

“Oke, kita satu putaran lagi,” jawab Kalila. Ia menarik napas panjang. Membiarkan oksigen masuk ke paru-parunya. Sesekali ia meliukkan badan.

Hari masih terlalu pagi. Udara terasa sangat dingin membelai kulit. Embun pun masih menempel kuat pada daun-daun di setiap pohon. Kabut juga terlihat dari kejauhan mata memandang. Suara kukuruyuk ayam juga beberapa kali tertangkap indra pendengaran.

Kalila mengitarkan pandangannya. Membiarkan mata sipitnya menangkap moment indah di desa Pemagar. Jejeran pohon jati yang tinggi menjulang, juga hamparan kebun luas dengan pohon pisang yang berbuah banyak. Bertandan-tandan menggantung. Belum lagi pohon lainnya yang terlihat sedang berbuah lebat meskipun tidak mendominasi seperti pohon pisang. Pantas saja udara di desa Pemagar benar-benar segar, jika tumbuhan masih banyak tumbuh dibandingkan beton yang tumbuh. Kalila menghirup sekuat tenaga oksigen sehat tersebut. Gadis itu menikmati setiap detik moment di desa yang kini sebentar lagi akan mereka tinggal.

Masyaallah ya Kal.” Risma tersenyum. Ia takjub melihat kebesaran Sang Pencipta ketika terpampang lukisan nyata dari kejauhan. Sebuah gunung besar itu terlihar dari jalanan desa yang menanjak. Ya, desa Pemagar memang masuk Kabupaten Bogor. Jadi gunung Salak pun masih terlihat di tempat ini.

“Wah bagus banget.” Mata Kalila langsung mengikuti arah tatapan gadis berwajah bule tersebut. Bola matanya berbinar seketika. “Ih keren banget. Gue foto ah.” Gadis itu dengan cepat mengeluarkan handphone pada saku celananya. Ia memposisikan kameranya agar mendapat jepretan yang bagus. Setelah pas, ia langsung menyentuh gambar kamera. Pemandangan alam yang sangat indah itu berhasil ia dokumentasikan.

“Ohiya Kal, ada yang mau aku omongin sama kamu,” ucap Risma tiba-tiba sembari melangkahkan kakinya mengikuti jalanan aspal yang sedikit berkelok.

Kalila mengikuti langkah teman di sebelahnya. “Yaudah omongin aja,” jawab Kalila santai. Ia menyeka keringat yang mengalir di bagian lehernya yang pendek.

Lihat selengkapnya