Adzan subuh terdengar dari kejauhan. Muadzin tersebut kembali mengingatkan para hamba untuk bangun, melaksanakan salah satu kewajiban yang merupakan tiang agama. Sholat.
Kalila langsung terbangun begitu mendengar kumandang adzan. Ia diam masih dalam posisi telentang. Gadis itu menyimak setiap seruan sholat tersebut. Rasanya jika diresapi memang menggetarkan jiwa. Perempuan berpenampilan tomboy itu sedikit merasa aneh dengan dirinya sendiri. Ya, bagaimana mungkin akhir-akhir ini ia menjadi begitu rajin bangun subuh tepat waktu. Padahal hari-hari sebelumnya ia seperti anak gadis kebanyakan di jaman modern seperti ini. Mendirikan sholat subuh pada detik terakhir waktu subuh. Gadis itu tersenyum, ia lega akhirnya sedikit demi sedikit dirinya mulai lebih taat.
Kalila mengubah posisi menjadi duduk. Ia melepas selimut yang selalu ia kenakan untuk tidur. Gadis itu baru saja ingin beranjak, namun tertahan sejenak. Ujung mata sipitnya memaksanya untuk melirik ponsel silver yang tergeletak di kasur dekat bantalnya. Kalila menuruti kata hatinya. Ia mengambil handphone tersebut. Gadis itu mengecek aplikasi whatsapp. Ia memejamkan mata perlahan, meredam rasa kecewa. Pesan untuk Khairil rupanya masih belum dibaca. Gadis itu menggeleng pelan. ia kembali memaksa matanya untuk melihat profil mahasiswa tersebut. Hasilnya miris, terakhir online satu jam lalu. Tetapi mengapa untuk membaca satu pesan darinya saja tidak sempat. Kalila menghela napas. Ia kembali menaruh benda itu pada posisi tadi. Gadis itu beranjak meninggalkan kamar.
***