Aku berdiri memandang sekelilingku, lingkungan yang sudah tak asing lagi bagiku. Pohon-pohon bermesin dan berteknologi tinggi mengembuskan oksigen. Sementara, berpuluh pesawat ulang-alik melintas di depanku. Batu-batu asteroid terbang melayang tanpa arah. Kulihat, teman-temanku sedang berlomba-lomba melompat paling tinggi. Kuhampiri mereka yang sedang asyik menengok ke atas, melihat Afi melompat.
Selama ribuan tahun, para ilmuwan mempelajari luar angkasa. Kini, pada 2109, akhirnya kami dapat menikmati hidup di luar angkasa. Bumi telah ditinggalkan sekitar delapan tahun yang lalu ketika aku masih kecil. Bukan hancur, tapi manusia sudah tidak dapat hidup lagi di dalamnya. Panas Bumi sudah melebihi panas Venus. Bagaimana manusia bisa bertahan hidup?
Para ilmuwan terus mencari tahu, planet manakah yang dapat menampung bermilyar warga Bumi. Mereka dipaksa berpikir cepat karena Bumi tak bisa lagi diandalkan. Sementara, Jupiter pun makin mengecil karena permukaannya yang terbuat dari gas telah terkikis.