Pagi-pagi sekali Maya telah bangun. Dia mengambil handuk dan pergi mandi. Setelah itu, dia sarapan lalu menonton televisi, seolah tak ada hal lain yang bisa Maya lakukan. Padahal, ada banyak hal yang seharusnya dia kerjakan, seperti membantu mamanya memasak, mencuci, menyetrika, atau yang lain. Namun, dia benarbenar malas melakukannya.
Suatu hari, akan ada halalbihalal di rumah Maya. Rumahnya paling luas di antara semua keluarganya. Semua keluarganya datang. Ada sepupu, om, tante, nenek, dan kakek. Maya sangat senang bisa berkumpul dengan keluarganya. Walaupun, dia harus ikut membereskan rumah dan memasak dalam jumlah besar.
Tingtong ...! Bel rumah Maya berbunyi.
Maya membuka pintu. Ternyata, Om Sandi dan Tante Ririn. Mereka berdua tidak jauh beda dengan setahun yang lalu. Tapi, Om Sandi kelihatan lebih kurus.
Lama-kelamaan, yang datang ke rumah Maya semakin banyak, termasuk sepupu-sepupunya. Salah satunya Nilna. Nilna sudah sepuluh tahun tidak bertemu Maya karena kedua orangtuanya bekerja di Arab. Wow! Dia lebih cantik dibandingkan dulu.
Acara pun dimulai. Menu yang disediakan adalah: soto ayam, opor ayam, batagor, siomay, otak-otak goreng, dan gado-gado.
PRANG! Tiba-tiba terdengar piring pecah.
Semua berkumpul melihatnya. Ternyata piring soto yang jatuh. Kuah soto yang ada di piring itu mengenai Safa, adik sepupu Maya yang masih dua tahun. Safa menangis.
“Maya! Apa yang kamu lakukan?” tanya mama.
“Ng ... Maya ... ng ... enggak sengaja mecahin piring. Terus kuahnya kena baju Safa,” jelas Maya.
Mama marah kepada Maya. Dianggapnya, Maya tidak hati-hati. Semua yang ada di ruangan itu pun seolah sependapat dengan mama.