Em Lump dan Lapper meluncur ke dasar laut, mencari sesuatu dengan serius. Menghampiri batu-batu besar di sana-sini, berharap ayah ada di baliknya. Meskipun ayah bukan ayah sebenarnya bagi Lapper, tapi ia juga menyayangi ayah. Selain itu, ia tak suka melihat Em Lump sedih menunggu ayahnya.
Bunda yang berada di rumah, lama-lama menjadi cemas. Semoga, Em Lump dan Lapper tak melanggar batas kepergian mereka, harapnya dalam hati. Tapi, bunda malah makin cemas.
“Mud-Mud!” panggil bunda. “Main, ya, ke rumah Mora. Bunda mau pergi sebentar. Tunggu sampai Bunda panggil. Kalau Bunda tak pulang-pulang, minta Tante Presa menemanimu di rumah,” pinta bunda memandang Mud-Mud dengan pandangan memohon.
Setelah Mud-Mud pergi, bunda bergegas melompat ke laut untuk mencari Em Lump dan Lapper. Namun, saat sudah melihat mereka dari kejauhan dan mencoba memanggil, sayang mereka tak mendengarnya.
Mereka terus menyusuri jalan, berenang ke barat sambil membisu. Bunda yang sedang terus berusaha memanggil mereka, tak bisa berbuat apa-apa kecuali terus mengikuti keduanya.
Mendadak, Em Lump menunjuk sesuatu yang bergerak-gerak di balik karang sambil menyenggol Lapper.
“Mungkin, itu ayah,” Em Lump beringsut dari tempatnya, mendekati makhluk abu-abu di balik karang.
Lapper menunjukkan bahasa isyarat akan bahaya, tapi Em Lump sudah bergerak menjauhinya dan tak menoleh ke belakang lagi.
“IIIK!!!” Lapper mulai melengking-lengking dengan caranya untuk menunjukkan bahaya. Cepat, singkat, tapi diulang-ulang. Khas Lapper, lengkingannya tinggi dan bernada panik.
Em Lump menoleh ke arah Lapper. Tetapi, sosok di balik karang itu menunjukkan dirinya ....
“LARI!!!” Bunda menjerit panik sambil terus mendekati kedua anak yang gemetaran saat melihat kepala makhluk di balik karang. Orca!
Itu Lersa, orca yang hobi mengejar ekornya sendiri. Yah, meskipun memiliki sedikit sifat aneh, tapi Lersa takkan terlalu bodoh untuk tidak mengejar ekor mangsanya.
Lersa memiliki dua anak, Post dan Tart, yang memutuskan hanya akan makan anak-anak ... anak apa saja.
“Halo, tamu kejutan kami yang lezat!” Lersa tersenyum lebar sambil menahan liur.