Di sebuah desa, hiduplah seorang gadis yang bernama Anna. Dia hidup sebatang kara. Dan tinggal di gubuk tua dengan kebun kecil di depannya. Di kebun itu, dia menanam berbagai bunga hias.
Pada suatu hari, Anna ingin membawa bunga lotus untuk dijual ke kota. Karena perjalanan dari rumah Anna menuju kota sangat jauh, dia membawa perbekalan sebuah roti.
“Hm, bunga lotus ini sangat cantik,” kata Anna sambil memasukkannya ke dalam keranjang bunga miliknya.
Di perjalanan, Anna bertemu dengan seorang nenek. Nenek itu terlihat kelaparan. Anna pun mendekatinya.
“Apakah nenek kelaparan? Silakan makan rotiku ini!” tawar Anna sambil menyodorkan roti.
“Terima kasih,” kata nenek sambil memakan roti pemberian Anna sampai habis.
Setelah roti pemberian Anna habis, nenek berkata, “Ambil sekantong bibit ini. Ini untuk mengganti rotimu yang sudah habis.”
“Terima kasih, Nek. Namun, aku tidak mengharap apa-apa dari Nenek,” kata Anna sambil menolak pemberian nenek.
Akhirnya, Anna menerimanya karena nenek memaksa. Dia diberi sekantong bibit. Ajaib! Setelah itu, tiba-tiba, nenek itu langsung menghilang.
Anna pun melanjutkan perjalanannya ke kota.
Sesampainya di kota, Anna menjual bunga lotus kepada Mr. Robsons, penjual bunga.
“Anna, bunga apa yang kamu bawa?” tanya Mr. Robsons ingin tahu.
“Hanya bunga lotus, Sir,” jawab Anna.
“Wah, kebetulan sekali! Pelangganku memin ta bunga lotus. Namun, para petani bunga tidak ada yang menjual bunga lotus kepadaku. Jadi minggu depan, kamu datang kemari lagi, ya! Ku tunggu, kirim an bunga lotusmu!” kata Mr. Robsons senang sambil memberikan sekantong uang perak.
“Terima kasih, Sir!” kata Anna senang.
Dia pun pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, Anna langsung bekerja. Dia mengambil tong air dan mengisinya sampai penuh. Setelah itu, dia mulai menanam bibit pemberian nenek.
Anna mengamati bibit itu dengan saksama.
“Bibit apa ini? Mengapa warnanya emas mengilap? Ah, mungkin hanya kebetulan saja,” kata Anna sambil menanam tiga bibit pemberian nenek.
Setelah itu, dia pun pergi tidur.
Keesokan harinya, Anna terbangun karena mendengar siulan merdu sekelompok burung.
“Selamat pagi, Para Burung. Apakah kalian mau menemaniku berkebun kembali?” tanya Anna.
Burung-burung itu bersiul kembali. Setelah mandi dan berpakaian, Anna langsung berlari menuju kebunnya. Dia terkejut bukan main ketika dia melihat ada sebuah pohon besar dan semua daunnya berwarna emas.
“Apakah ini hasil dari bibit pemberian nenek kemarin?” Anna menduga-duga.
Dilihatnya pohon bambu di sampingnya. Pohon bambu itu tidak tumbuh sama sekali, sedangkan pohon berdaun emas itu tumbuh sangat pesat dalam semalam. Anna terus mengamati pohon itu.
Tanpa sadar, tiba-tiba muncul tali emas yang melilit Anna. Dia terus saja asyik mengamati pohon ajaib itu. Anna tidak menyadari bahwa dia telah terangkat ke udara!