KKPK Manusia Bunglon

Mizan Publishing
Chapter #3

Anita's Book

“Hoaaammm …. Selamat pagi, dunia …,” teriak Anita, sampai terdengar oleh mama yang berada di bawah. Anita pun segera beranjak bangun dan langsung menuju komputernya untuk mengetik naskah terakhir dalam cerita yang ingin dia buat menjadi sebuah buku. Judulnya, Dunia Impian Lita.

Jadi, begini, nih, ceritanya …. Buku ini bercerita tentang impian yang belum tercapai oleh Lita. Dalam naskah cerita ini, ada beberapa judul bab yang dibuat oleh Anita. Antara lain, Lita’s Journal Adventure, Tempat Pensil Lita, Alam Milik Lita, dan Fosil Temuan Lita. Nah, tinggal satu lagi, nih …. Apa judul babnya, ya? … Rahasia, dong …. Oke, deh, aku kasih tahu. Judul babnya Terbangun dari Mimpi Indah. Oh … ternyata, Lita hanya bermimpi, Teman-Teman …. Hal yang tadi, aku ceritakan tentang impian Lita hanyalah mimpi …. Oke, kita kembali ke Anita ….

“Anita, karanganmu bagus sekali …. Nanti, kita akan edit bersama, yaaa …!” kata mama ketika melihat Anita sedang menuju ke dapur, tempat mama sedang membuat sarapan. “Hm … tapi, kamu mandi dulu …. Setelah itu olahraga keliling kompleks dulu. Adikmu, Alita, diajak juga, ya …! Mama akan menyiapkan pancake kesukaanmu dengan es krim cokelat, vanila, dan pisang dengan saus cokelat, serta meses beraneka rasa …,” kata mama panjang lebar.

“Hooorrreee …,” kata Anita. “Ngomong-ngomong, papa mana, Ma?” tanya Anita.

“Di garasi, sedang membetulkan mobil …,” jawab mama.

“Kenapa tidak ke bengkel saja?” tanya Anita lagi.

“Tanya saja sendiri sama papamu …,” jawab mama singkat, padat, tapi jelas.

“Oke … ya, sudah …. Aku mandi dulu, ya, Ma …,” kata Anita. 

“Silakan …,” jawab mama.

“Jangan lupa, ajak adikmu, ya …!” kata mama kemudian.

“Beres, Ma …. Kan, tadi Mama sudah bilang …,” jawab Anita singkat.

Anita segera menuju kamar mandi lantai atas dan mengambil handuk yang bergambar Pretty Girls.

“Ah … segarnya …,” seru Anita sehabis mandi.

“Memang segar …. Kak, olahraga, yuk …!” ajak Alita, adik Anita satu-satunya. Alita memakai kaus bergambar kupu-kupu dengan paduan celana warna kuning bergaris merah dan biru.

“Oke …. . Tetapi, tungguin Kakak, ya …! Kakak mau pakai baju olahraga dulu …,” jawab Anita sambil memilih-milih pakaian olahraga yang akan dipakainya. Akhirnya, Anita memakai kaus bergambar Pretty Girls yang berisi tiga perempuan cantik yang tergabung dalam satu gank. Namanya, Zahra, Alifa, dan Niken. Anita juga memilih celana training kuning bergaris pink dan hijau. 

Setelah siap dengan pakaian olahraga, mereka menuju ruang penyimpanan barang bersama. Mereka mencari alat olahraga yang cocok untuk dipakai.

“Hm …. Aku pakai apa, ya? Sepeda, skuter, sepatu roda, atau sepatu lari?” Anita bingung mencari alat yang tepat. “Aha! Aku ingin pakai sku …,” omongan Anita berhenti di situ.

“Aku pakai skuter, ya, Kak …,” ujar Alita sambil mengambil skuter baru mereka yang bergambar Mintya and Moules dari Pisniee. Bukan Minnie and Mickey dari Disney, lho ….

“Huhhh …. Aku pakai … sepe …,” kata Anita lagi.

“Kak … aku pakai sepeda saja, ya …! Aku males pakai skuter …,” kata Alita.

“Huuuhhh, Alita …. Eceh benar …. Aku pakai sepatu la …,” kata Anita sambil menggerutu, karena setiap benda yang ingin dia pakai selalu didahului adiknya.

“Kak … Kakak mau pakai sepatu lari, ya? Kakak pakai sepeda saja, yaaa …. Alita saja yang pakai sepatu lari …,” Alita memelas kepada kakaknya.

“AAARRRGHHH … ALITA!!! Kamu itu sebenarnya mau pakai apa, sih?” tanya Anita marah.

“Eh … ah … eeeuuuh … hm …,” Alita merasa ketakutan melihat kakaknya marah. Alita lalu melepaskan sepatu lari Princess yang dia pegang. Sebenarnya, ukuran sepatu Anita dan Alita hanya berbeda satu nomor. Jadi, apa pun yang berhubungan dengan kaki, pasti dibelikan mama satu saja dan harus dipakai bergantian.

Alita mengambil skuter dan langsung ke luar ruang penyimpanan barang bersama.

Anita juga langsung mengambil sepatu roda barunya yang dibelikan tantenya di Singapura. Mereka berdua langsung keluar rumah.

Mereka berdua jalan-jalan di sekitar Perumahan Nusa Indah dengan alat masing-masing. Anita menggunakan sepatu roda bergambar Pretty Girls. Sedangkan, Alita memakai skuter bergambar kupu-kupu. Mereka mengelilingi kompleks dengan hati gembira.

 “Huh, capek, nih …,” keluh Anita.

Akhirnya, mereka beristirahat di kursi Taman Bunga Nusantara Indah.

“Aku mau minum milk shake, aaahhh …. Tuh … ada penjual milk shake …,” kata Anita sambil menunjuk kios kecil bertuliskan “CR3@MY TOPSH@K3” .

“Itu, kan, minuman yang lagi ngetren di sekolah …. Lagi pula, kan, mahal …. Kita, kan, tidak membawa uang sepeser pun …,” kata Alita sambil melihat kantong bajunya yang hanya berisi dua permen, dan sapu tangan ke ayangannya.

“Lihat, nih … di kantong bajuku hanya ada dua permen dan sapu tangan hijau kesayanganku …,” kata Alita sambil menunjukkan permen dan sapu tangan hijau bertuliskan “STOP GLOBAL WARMING and then, SAVE THE EARTH”.

“Eh … aku bawa uang, kok …. Itu pun dari hasil kerja kerasku menjual pembatas buku imut buatanku …,” kata Anita. “Mau nggak creamy top shake …? Kalau mau, bagi permen yang rasa choco st. berry vann roses …. Barter … oke …?” tawar Anita kepada Alita. 

“Aku mau …. Tapi, jangan yang rasa choco st. berry vann roses …. Kakak yang choco peanut vann blueberry saja …,” jawab Alita.

“Ya, sudah …. Kalau tidak boleh yang rasa choco st. berry vann roses, aku tidak membelikan creamy top shake …,” balas Anita sambil melipat tangan di depan dadanya.

“Yaaahhh … Kakak gitu, deh …. Ya, sudah, nih … permen rasa choco st. berry vann roses …,” ujar Alita sambil mendengus kesal.

“Naaah … gitu, dong …. Itu, kan, adil …,” kata Anita sambil mengacungkan kedua jempol. “Ngomong-ngomong, kamu mau creamy top shake rasa apa?” tanya Anita.

“Aku mau rasa strawberry cream, deh …. Tetapi, pakai susu kental manis vanila, yaaa …!” pinta Alita.

“Beres, Nona Cantik …,” jawab Anita.

Lalu, Anita dan Alita segera menuju kios Creamy Top Shake.

“Bang … creamy top shake dua, yaaa …! Rasa, strawberry cream satu dan rasa, choco vanilla cream satu …. Dua-duanya, pakai susu kental manis vanila …,” kata Anita kepada abang yang menjual.

“Baik, Neng …,” kata si Abang. Abang itu langsung membuat milk shake pesanan pembeli.

Anita dan Alita memperhatikan abang itu dengan cepatnya membuat milk shake yang dipesan oleh “Duo A Sister” alias Anita dan Alita.

“Ini, Neng …. Semuanya delapan ribu …,” kata abang itu.

“Ini, uangnya sepuluh ribu …. Berarti, kembaliannya dua ribu, ya …!” Alita mengeluarkan uang sepuluh ribu rupiah dari saku bajunya.

Mereka berdua langsung menikmati creamy top shake. Tak lama kemudian ….

Srrrluuupsrrrluuuppp …

“Habis …. Ayo, kita pulang …,” kata Anita sambil membuang gelas plastik ke tempat sampah yang kebetulan ada dekat mereka.

“Tunggu aku … tinggal sedikit, nih …!” kata Alita buru-buru menghabiskan creamy top shake-nya. “Ayo …!” ajak Alita sambil membuang gelas plastik ke tempat sampah.

“Ayo ke mana?” tanya Anita pura-pura bingung.

Alita tertawa melihat tingkah laku kakaknya yang salting alias SALah TINGkah.

“Ya, pulang laaah …,” jawab Alita terkikik.

“Pulang ke mana?” tanya Anita sedikit menahan tawa.

“Ke rumah laaah …,” jawab Alita sambil menggandeng tangan kakaknya keluar taman dengan skuternya.

Saat tiba di rumah ….

“Sekarang, sudah pukul setengah sembilan …. . Waktunya sarapaaan,” seru mama ketika melihat Anita dan Alita pulang ke rumah. “Mama sudah menyiapkan pancake dengan es krim cokelat, vanila, dan pisang dengan saus cokelat serta meses beraneka rasa untuk Anita, dan pan cake dengan es krim stroberi kacang dan pisang dengan saus mapple serta sedikit potongan stroberi manis di sekelilingnya untuk Alita …,” kata mama panjang lebar. “Oh, iya …. Tidak lupa untuk papa, pancake dengan es krim durian dengan taburan kacang dan saus stroberi …. Untuk mama sendiri, pancake dengan es krim vanila choco chip dengan saus mapple dan taburan choco chip yang hmmm … yummy …,” lanjut mama.

“HOOOREEE …,” teriak Anita dan Alita kegirangan.

“Ngomong-ngomong, Mama belanja semua keperluan untuk masak pancake ini di mana?” tanya Alita ingin tahu.

“Di The Golden Cookies Mart …. Itu, lho … supermarket yang baru dibuka itu …. Tahu, kan? Yang ada di Jalan Persatuan Negara, dekat Toko Gas All Miera …,” jelas mama kepada Alita yang sedang sibuk menikmati pancake kesukaannya.

“Mama … aku sudah selesai makannya …. Makasih, ya, Ma …. Menurutku, ini pancake terenak di dunia …. Kelezatannya mengalahkan pancake yang ada di Restaurant Delicious Pancake,” kata Anita bangga.

“Iya, Ma …. . Rasanya, heeebuuuaaat beneeerrr …,” sambung Alita.

“Terima kasih, Anita …. Terima kasih, Alita …,” jawab mama senang. “Ngomong-ngomong, Anita … ayo, kita edit novelmu sebelum dikirim ke penerbit …! Ayo, Anita …, kita ke kamarmu …!” ajak mama.

Di kamar Anita ….

“Coba buka dokumennya …,” ujar mama.

“Oke, Ma …. . Ini …. Kalau mau buka dokumen, nama dokumennya, Novel Lita.doc,” jawab Anita sambil membuka dokumennya.

“Hm …. Oke, deh …. Mama sekarang, mau membaca dulu, ya …!” kata mama sambil mulai membaca novel karya Anita. “Nita, ini ada yang salah …,” kata mama yang biasa memanggil Anita dengan sebutan Nita. Kata mama, sih, biar lebih singkat ….

Lihat selengkapnya